Bagaimana Lapisan Kulit Bekerja Melindungi Tubuh?

- Mengenal Jenis Lapisan-Lapisan Pelindung Kulit
- Peran Kulit dalam Mengatur Air dan Molekul
- Cara Menjaga Kelembapan Kulit
Kulit merupakan organ tubuh terbesar yang melapisi seluruh permukaan tubuh dan berfungsi sebagai pelindung antara organ dalam dengan lingkungan luar. Fungsi utamanya adalah melindungi tubuh dari patogen, bahan kimia berbahaya, radiasi sinar UV, dan cedera fisik agar tidak langsung dan membahayakan organ vital.
Mengenal Jenis Lapisan-Lapisan Pelindung Kulit
Lapisan pelindung kulit terdiri atas 5 jenis yaitu Stratum Corneum yang berada di bagian terluar tubuh, terdiri dari lemak, ceramide, kolestrol, asam lemak, dan lapisan lemak lainnya. Lapisan selanjutnya adalah Stratum Granulosum yang memproduksi keratinosit untuk pembentukan keratin dan sintesis lemak serta sistem sekresi terjadi di lapisan ini. Lapisan lebih dalamnya yaitu Stratum Spinosum yang berfungsi mempertahankan struktur protein kulit.
Selanjutnya ada lapisan basal atau Stratum Basale sebagai lapisan terdalam epidermis dimana proses mitosis terjadi dan produksi melanosit untuk memproduksi melanin sebagai pigmen warna kulit. Lapisan terakhir yaitu epidermal-dermal juction sebagai lapisan yang berada antara epidermis dan lapisan dibawah epidermis. Lapisan ini memegang peran penting untuk menjaga kekokohan dan stabilitas lapisan kulit.
Baca juga:
Penghuni Tak Terlihat di Kulit Kita, Mengenal Mikrobiota Kulit!
Peran Kulit dalam Mengatur Air dan Molekul
Lapisan kulit bertugas untuk meregulasi keluar-masuknya air dan molekul lain yang dibutuhkan oleh tubuh, proses ini dikenal sebagai trans-epidermal water loss (TEWL) dan trans-epidermal permeability (TEP). TEWL dilakukan agar kulit tetap terhidrasi dengan menjaga penguapan air minim, suhu tubuh stabil, dan kelembapan kulit tetap terjaga.
Lain hal dengan TEP yang berfungsi untuk meregulasi molekul yang keluar-masuk epidermis ke lapisan dalam hingga ke pembuluh darah. Keduanya sangat penting dan membutuhkan hidrasi yang cukup agar dapat berfungsi maksimal.
Cara Menjaga Kelembapan Kulit
Untuk menjaga kelembapan kulit, kebutuhan air harian harus tercukupi dengan minum, membasuh kulit, dan jika diperlukan menggunakan produk pelembab. Kandungan aktif yang umum digunakan untuk melembabkan kulit adalah asam hialuronat, ceramide, dan squalane. Selain zat aktif, produk perawatan kulit juga perlu penambahan zat pendukung untuk meningkatkan efektivitas dan stabilitas produk.
Penambahan bahan pendukung ini atau yang disebut sebagai eksipien disesuaikan dengan fungsi tipe kulit. Kategori dan contoh bahan tambahan dalam produk perawatan kulit antara lain zat dasar atau zat pelarut yang berfungsi melarutkan dan mengantarkan zat aktif. Contohnya air, minyak, dan gliserin. Selanjutnya ada zat pengawet, pengemulsi, pengental, penstabil, pewangi, pewarna, humektan, antioksidan, dan agen pengkelat.
Tidak semua bahan ini diperlukan untuk setiap produk, dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kegunaan produk tersebut dengan memastikan takaran dosis yang aman bagi kulit. Syarat bahan dapat digunakan sebagai eksipien adalah digunakan dalam konsentrasi yang sesuai dan tidak menyebabkan iritasi ataupun alergi. Umumnya eksipien tidak aktif, fungsinya untuk mendukung kinerja kandungan utama/ zat aktif dalam produk.
Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, eksipien tertentu dapat menimbulkan dampak yang berbeda tiap individu. Sebagai contoh emulsifier yang digunakan untuk menstabilkan minyak dan air dapat meningkatkan TEWL dan menurunkan hidrasi kulit, karena dapat mengganggu fungsi lapisan lipid ganda. Kemudian agen pengental yang berfungsi sebagai peningkat viskositas fluida dapat mengganggu regulasi kelembapan kulit alami akibat kemampuannya menyerap dalam kulit berkurang dibandingkan fluida cair.
Pengawet yang digunakan pun harus dipastikan keamanannya bagi sensitivitas kulit namun tetap efektif mencegah pertumbuhan mikroba. Beberapa pengawet yang perlu diperhatikan dosis penggunaannya antara lain formaldehid dan paraben karena dalam beberapa kasus terdapat individu yang sensitif terhadap senyawa ini. Hal-hal yang telah dijabarkan sebelumnya hanya contoh dari sedikit eksipien yang umum digunakan, formulator dan tim peneliti yang bertugas untuk menentukan dampak baik dan buruknya senyawa yang dibuat dalam produk bagi kesehatan kulit.
Formulasi produk perawatan kulit yang aman dan efektif tidak cukup hanya didasarkan pada teori. Uji laboratorium diperlukan untuk memastikan bahwa setiap bahan yang digunakan tidak menimbulkan efek negatif bagi kulit. Lakukan pengujian secara menyeluruh sebelum produk dipasarkan agar perlindungan kulit tetap terjaga dan kepercayaan konsumen meningkat.
Author: Delfia
Editor: Sabilla Reza
Referensi:
Ishiwatari S, Suzuki T, Hitomi T, Yoshino T, Matsukuma S, Tsuji,T. 2007. Effects of methyl paraben on skin keratinocytes. J Appl Toxicol. Vol 27:1–9.
Panwar, Aakash & Rathore, Priyanka. 2024. Impact of formulation excipients on skin barrier functions: A review. International Journal of Pharmaceutical Chemistry and Analysis. 11. 41-44. 10.18231/j.ijpca.2024.005.