Anthrax, Kenali Gejala, Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Berbahaya ini!

Antraks adalah salah satu penyakit menular yang telah dikenal manusia sejak berabad-abad lalu. Penyakit ini memiliki sejarah panjang, karakteristik unik, serta ancaman serius bagi kesehatan manusia dan hewan. Memahami penyebab, gejala, dan upaya pencegahannya menjadi langkah penting dalam mengurangi dampak penyakit ini.

Sejarah dan Karakteristik Bacillus anthracis

Penyakit antraks yang telah menjangkiti manusia selama berabad – abad merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Bacillus anthracis. Bakteri ini pertama kali diamati pada tahun 1850-an dan berhasil diidentifikasi sebagai penyebab antraks pada tahun 1876. 

Bakteri ini memiliki keunikan yang dapat membentuk endospora sebagai pertahanan diri terhadap kondisi panas, dingin, radiasi, dan disinfektan yang membuat bakteri ini dapat bertahan pada kondisi ekstrem dalam jangka waktu yang lama. Penyakit antraks umumnya menyerang hewan ternak melalui tanah atau air yang terkontaminasi, namun juga dapat menyerang manusia pada kasus yang lebih jarang. 

Cara Penularan dan Peran Toksin Bacillus anthracis

Infeksi antraks pada manusia dapat disebabkan melalui pengonsumsian hewan yang sakit atau mati karena penyakit antraks. Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa infeksi antraks kemungkinan besar dimediasi oleh toksin yang dihasilkan oleh Bacillus anthracis yang dikode oleh plasmid PX01 dan PX02. Plasmid PX01 dapat menghasilkan tiga komponen protein yang bekerja sama membentuk toksin yang dapat merusak sel inang dan berkontribusi pada patogenesis penyakit, sedangkan plasmid PX02 berperan dalam pembentukan kapsul pada struktur bakteri untuk menghindari respons imun bawaan dari sel inang.        

Gejala Antraks pada Manusia

Penyakit antraks dapat menyerang berbagai bagian tubuh termasuk kulit, sistem pencernaan, dan sistem pernapasan, dengan antraks kulit yang paling banyak terjadi mencakup > 95% kasus pada manusia. Antraks yang menyerang kulit menimbulkan gejala berupa lesi yang sebagian besar terjadi pada tangan, wajah, dan leher. Lesi yang terbentuk awalnya berupa benjolan kecil yang terasa gatal, namun dapat berkembang dalam 2-4 hari membentuk lepuhan kecil berbentuk bulat dengan kulit di sekitar lesi umumnya menjadi merah karena peradangan, serta disertai dengan edema karena akumulasi cairan di jaringan sekitarnya.

Perkembangan Pengobatan Antraks dari Masa ke Masa

Pengobatan untuk penyakit antraks telah dikembangkan sejak abad ke-19 dan terus dilakukan hingga saat ini. Pada awalnya, serum sclavo, eksisi bedah (pengangkatan jaringan yang terinfeksi), dan penggunaan bahan kimia antiseptik digunakan sebagai pengobatan untuk penyakit antraks, kemudian pengobatan berkembang dengan mengkombinasikan terapi serum sclavo bersamaan dengan konsumsi obat salvarsan dan neoarsphenamine hingga tahun 1940-an. Namun, pendekatan – pendekatan tersebut telah digantikan dengan penggunaan antibiotik sebagai terapi utama yang masih terus digunakan hingga saat ini. 

Jenis Antibiotik untuk Mengatasi Antraks

Antibiotik yang digunakan untuk mengobati penyakit antraks mencakup penisilin, aminoglikosida, makrolida, kuinolon, karbapenem, tetrasiklin, vankomisin, klindamisin, rifampisin, sefazolin, dan linezoid dengan pemilihan jenis antibiotik bergantung pada lokasi dan tingkat keparahan penyakit. Antibiotik lini pertama yang digunakan untuk mengobati penyakit antraks adalah penisilin G dan amoksisilin dengan obat alternatif doksisiklin dan siprofloksasin. Pemberian antibiotik tersebut dapat dilakukan secara oral untuk penyakit antraks kulit yang masih tergolong ringan, namun jika penyakit sudah menyerang sistem pencernaan, pernapasan, atau pada kulit dengan tingkat edema yang parah, maka dapat diberikan secara intravena dan dapat kembali diberikan secara oral jika gejala sudah mereda. 

Pentingnya Pencegahan di Sektor Peternakan

Sebagai penyakit yang menimbulkan gejala klinis yang cukup parah dengan penyebaran yang cukup mudah, antraks tentunya dapat menjadi ancaman bagi kesehatan manusia dan hewan. Perlu adanya pemahaman terkait penyebab, bahaya, dan pencegahan penyakit antraks, khususnya di sektor peternakan. Salah satu tindakan pencegahan antraks pada hewan, yakni dengan melakukan vaksinasi hewan ternak dan penerapan protokol kebersihan yang ketat guna meminimalisir kasus dan penyebaran penyakit antraks di masyarakat.

Selain itu, perlu ditingkatkan juga pemahaman terkait penggunaan dan pemilihan antibiotik yang tepat guna mencegah resistensi antibiotik terhadap penyakit antraks. Pastikan keamanan peternakan dan lingkungan Anda dengan melakukan uji Bacillus anthracis di laboratorium terpercaya. Identifikasi dini melalui pengujian sampel tanah, air, atau jaringan hewan yang dicurigai terinfeksi dapat mencegah penyebaran penyakit antraks secara luas.

Author: Devira
Editor: Sabilla

Referensi:

Bower, W. A., Hendricks, K. A., Vieira, A. R., Traxler, R. M., Weiner, Z., Lynfield, R., & Hoffmaster, A. (2022). What Is Anthrax? Pathogens, 11(6). https://doi.org/10.3390/pathogens11060690.

Doganay, M., Dinc, G., Kutmanova, A., & Baillie, L. (2023). Human Anthrax: Update of the Diagnosis and Treatment. In Diagnostics (Vol. 13, Issue 6). Multidisciplinary Digital Publishing Institute (MDPI). https://doi.org/10.3390/diagnostics13061056.

Share your love

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hubungi kami untuk informasi yang Anda perlukan.

Silakan konsultasikan kebutuhan pengujian produk Anda dengan tim ahli kami secara gratis.

Formulir Kontak