Ketahui Fakta di Balik Pemutih Gigi!

Gigi merupakan organ tubuh yang paling keras, berada di dalam mulut yang berperan dalam proses pencernaan. Warna gigi disebabkan oleh dentin, modifikasi ketebalan, dan transelusi email. Pengendapan pigmen warna pada gigi dapat mengubah warna. Pewarnaan eksternal dapat disebabkan oleh makanan, minuman, nikotin, atau tar dalam rokok.
Warna alami enamel adalah putih translusen dan warna struktur gigi di bawah enamel cenderung tampak lebih gelap. Dentin berada di bawah enamel, dengan warna normal kekuningan, tetapi oleh karena struktur porous dan adanya persarafan gigi akan menembus warna dentin yang menyebabkan warna gigi menjadi lebih gelap sampai kearah kuning kecoklatan.
Jenis dan Kandungan Pasta Pemutih Gigi
Terdapat berbagai cara untuk pemutihan gigi, yaitu penggunaan pasta gigi yang mengandung bahan pemutih. Pasta gigi umumnya mengandung bahan fluoride untuk mencegah gigi berlubang, abrasif ringan untuk menghilangkan plak dan noda, serta bahan antibakteri untuk menjaga kesehatan gusi. Kandungan utama bahan pemutih umumnya hidrogen peroksida, karbamid peroksida atau urea peroksida, dan natrium flourida.
Jenis pemutih gigi dibagi menjadi dua kelompok yaitu agen abrasif dan pemutih kimia. Agen abrasif berfungsi untuk mengikis noda pada permukaan gigi akibat makanan, minuman, dan rokok. Kandungan ini sebaiknya digunakan sesuai anjuran yaitu dua kali dalam sehari karena dapat menyebabkan penipisan enamel jika dipakai berlebih. Bahan pemutih kimia bekerja dengan cara mengoksidasi dan menghilangkan noda di dalam enamel gigi. Penggunaan bahan kimia perlu diperhatikan batas konsentrasi yang aman, penggunaan berlebihan dapat menyebabkan sensitivitas gigi.
Cara Kerja Pemutih Gigi

Sumber: Pexel
Cara kerja agen pemutih gigi melalui dua mekanisme yaitu menghilangkan noda eksternal (abrasif dan detergen) dan mencerahkan warna gigi dari dalam (bleaching).
Metode Abrasif
Metode abrasif menggunakan bahan yang dapat mengikis ringan noda di gigi seperti silika, kalsium karbonat, dan alumina serta penambahan deterjen seperti sodium lauril sulfat (SLS) membersihkan noda membandel. Metode ini efektif namun hanya noda yang berada dipermukaan saja bukan merubah warna dalam gigi.
Metode bleaching
Sedangkan proses bleaching menggunakan hidrogen peroksida dan karbamid peroksida bekerja dengan mengoksidasi pigmen penyebab noda gelap. Metode ini dinilai lebih efektif memutihkan gigi namun tanpa pengawasan dokter konsentrasi yang umum dijual secara bebas rendah sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama
Untuk kondisi gigi yang sudah cerah / bersih dapat menggunakan pasta gigi dengan kandungan heksametafosfat (SHMP) atau pirofosfat yang dapat mencegah penempelan plak atau noda warna pada gigi. Kandungan flourida juga dapat memperkuat enamel gigi dan “menambal” gigi yang bolong tak kasat mata. Hal ini hanya sebagai pencegah penempelan noda tidak untuk meningkatkan warna gigi.
Faktor Internal Penyebab Gigi Kuning
Meskipun sudah rajin menyikat gigi, terdapat faktor internal yang dapat membuat gigi tetap kuning yaitu konsumsi obat-obatan selama proses pertumbuhan gigi, perubahan pulpa akibat penyakit, dan perubahan alami pada struktur gigi seiring berjalannya waktu. Penipisan enamel gigi (yang berwarna putih-transparan) disebabkan oleh gesekan makanan, minuman, dan sikat gigi akan menyebabkan penipisan dan lapisan bawahnya yang bernama dentin akan terlihat lebih jelas. Dentin memiliki warna alami kuning.
Selain itu akumulasi penumpukan noda yang tidak bersih pada gigi akan semakin sulit dihilangkan. Bagi sebagian orang warna alami gigi ditentukan dari faktor genetik, ada yang memiliki enamel gigi tebal / tipis yang akan menyebabkan warna gigi tampak lebih kuning. Penggunaan bahan pemutih gigi dapat menimbulkan efek samping berupa gigi yang sensitif dan iritasi pada mukosa.
Pemutihan gigi dapat dilakukan sendiri di rumah atau dibawah pengawasan dokter di klinik gigi. Peran dokter gigi penting dalam mendiagnosa kebutuhan gigi sesuai kondisi tiap individu. Hasil yang diperoleh ditentukan dari seberapa tinggi konsentrasi agen pemutih dan durasi penggunaan produk tersebut.
Namun perlu diperhatikan efek samping yang mungkin disebabkan dari proses pemutihan gigi. Sebelum dipasarkan, produk pemutih gigi sebaiknya diuji di laboratorium untuk memastikan keamanan kandungan, efektivitas pemutihan, serta meminimalkan risiko efek samping seperti sensitivitas gigi atau iritasi. Melalui uji laboratorium, produsen dapat memberikan jaminan kualitas sekaligus meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk pemutih gigi yang ditawarkan.
Author: Delfia
Editor: Sabilla Reza
References:
Bayahu, Cintia, dkk. 2019. Uji Efektivitas Pasta Gigi Pemutih terhadap Perubahan Warna Gigi Ekstrinsik. e-GiGi Vol. 9 No 2. Hal 204-208.
Febryanto, Eko. 2019. Efektivitas Pasta Gigi Pemutih Terhadap Perubahan Warna Gigi Ekstrinsik. JKGT Vol. 1. No. 2. Hal 5-7.
Meizarini, Asti dkk., 2005. Bahan Pemutih Gigi dan Sertifikat ADA/ISO. Maj. Ked. Gigi. (Dent.J), Vol 38. No. 2. Hal 73-76.