Cara Menentukan pH Sabun Cuci Muka yang Cocok Untuk Kulit Wajah!

Merawat kulit tidak hanya tentang menjaga kelembaban atau melindunginya dari sinar matahari. Ada satu faktor penting yang sering terabaikan, yaitu keseimbangan pH kulit. pH kulit berperan besar dalam menjaga fungsi pelindung alami kulit dari ancaman luar seperti bakteri, polusi, hingga iritasi.

Apa Itu pH Kulit ?

Kadar Potential of Hydrogen (pH) kulit adalah skala pengukuran derajat keasaman atau kebasaan kulit. Keseimbangan pH kulit dijaga oleh lapisan kulit yang disebut sebagai mantel asam yang terdiri dari asam amino, lemak, dan minyak alami kulit. Idealnya pH kulit wajah normal 4,5-5,5 yaitu cenderung asam. 

Kondisi lingkungan yang asam membantu menghambat pertumbuhan bakteri penyebab jerawat seperti Staphylococcus aureus dan Propionibacterium acnes sebaliknya, bakteri baik kulit Staphylococcus epidermis. Faktor yang membuat kulit bersifat asam antara lain sekresi sebum, kelenjar minyak menghasilkan sebum yang akan berinteraksi dengan keringat dan mikroorganisme kulit akan menghasilkan asam lemak bebas seperti asam linoleat atau asam oleat. Keringat mengandung asam laktat yang bersifat asam. 

Sistem sekresi tubuh juga secara alami akan menghasilkan senyawa asam dan asam lemak sehingga kondisi kulit akan relatif asam. Perubahan pH kulit akan menyebabkan reaksi seperti kering, iritasi, hingga infeksi kulit oleh mikroba. 

Pengaruh Sabun Cuci Muka terhadap Keseimbangan pH

Aktivitas sehari-hari menyebabkan permukaan kulit kotor, pembersihan perlu dilakukan menggunakan surfaktan namun bahan ini dapat berdampak negatif terhadap fungsional kulit. Proses alkalisasi dapat merusak komponen struktural kulit seperti lipid dan protein, kerusakan stratum korneum bahkan sitotoksisitas. Setelah proses pembersihan, pH kulit akan berangsur kembali ke pH 4,5-5,5, waktu yang dibutuhkan untuk  kulit bisa kembali ke pH normal ditentukan dari seberapa basa kondisi kulit. 

Pentingnya Memilih Sabun Cuci Muka dengan pH Ideal

Close-up of a woman applying foaming cleanser for a refreshing skincare routine.
Seorang wanita sedang cuci muka Source: Pexel

Penggunaan sabun atau pembersih dengan pH yang terlalu basa akan mengganggu keseimbangan mikroba pada kulit dan hilangnya kelembaban kulit. Perawatan kulit sebaiknya dilakukan dengan produk yang memiliki pH tidak jauh dari kondisi ideal kulit. Umumnya sabun cuci muka didesain memiliki pH yang sama dengan kulit yaitu 5,5, pH asam mendukung pembentukan ceramide yang merupakan komponen utama skin barrier

Bahan yang umum digunakan dalam formulasi produk sabun cuci muka adalah asam laktat, asam sitrat, natrium asetat, natrium laktat, dan asam lainnya. Kandungan asam ini juga membantu untuk melepaskan sel-sel kulit mati pada permukaan kulit sehingga proses pembersihan lebih maksimal dan hasil yang terlihat lebih cerah. 

Baca juga:
Benarkah SLS dan SLES Berbahaya?

Risiko Penggunaan Sabun Cuci Muka dengan pH Terlalu Tinggi atau Rendah

Namun penggunaan sabun cuci muka yang terlalu asam (pH rendah) secara berkala dapat menyebabkan efek samping. Ketidakseimbangan pH dapat mengganggu proses produksi minyak alami yang membuat kulit lebih kering dan rentan iritasi. Selain itu kehidupan mikrobiota kulit akan terganggu dan menyebabkan pertumbuhan bakteri penyebab jerawat.

Baca juga:
Penghuni Tak Terlihat di Kulit Kita, Mengenal Mikrobiota Kulit!

Penggunaan sabun pH terlalu tinggi / rendah dalam jangka waktu panjang, akan membuat kulit kering dan kelenjar minyak akan memproduksi minyak berlebih. Suatu ketika tidak dibersihkan maka akan menyumbat pori-pori dan menyebabkan komedo. Maka penting diperhatikan pH kulit yang seimbang agar terhindar dari iritasi dan infeksi kulit. 

Kenali kondisi kulit dan gunakan produk yang sudah teruji klinis. Untuk memastikan kosmetik yang Anda produksi aman dan berkualitas, penting dilakukan pengujian di laboratorium. Dengan pengujian yang tepat, Anda dapat menjaga kepercayaan konsumen sekaligus meminimalkan risiko masalah pada produk.

Author: Delfi
Editor: Sabilla Reza

Referensi:

Kong, H.H. 2011. Skin microbiome: Genomics-based insights into the diversity and role of skin microbes. Trends Mol. Med. Vol 17, 320–328.

Prakash, C., Bhargava, P., Tiwari, S., Majumdar, B., & Bhargava, R. K. (2017). Skin Surface pH in Acne Vulgaris: Insights from an Observational Study and Review of the Literature. The Journal of clinical and aesthetic dermatology10(7), 33–39.

Share your love

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hubungi kami untuk informasi yang Anda perlukan.

Silakan konsultasikan kebutuhan pengujian produk Anda dengan tim ahli kami secara gratis.

Formulir Kontak