Bahaya Kandungan Alkohol dalam Skincare

- Apa Fungsi Alkohol dalam Skincare?
- Apakah Alkohol Aman untuk Wajah?
- Alkohol Tidak Sama dengan Metanol dan Etanol
Komponen senyawa kimia dalam formulasi produk perawatan kulit dapat terdiri dari senyawa sederhana hingga kompleks. Perbedaan sifat kimia dan fisik dari senyawa-senyawa ini tentu memengaruhi cara mereka berinteraksi dalam formulasi. Dalam pembuatan produk skincare, diharapkan senyawa-senyawa tersebut dapat larut dengan baik.
Apa Fungsi Alkohol dalam Skincare?
Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan sifat kimianya, yakni apakah senyawa tersebut larut dalam air atau dalam pelarut organik seperti alkohol. Alkohol merupakan suatu istilah yang umum untuk senyawa organik apapun yang memiliki gugus fungsional yang disebut dengan gugus hidroksil (−OH) yang terikat pada atom karbon. Alkohol memiliki banyak fungsi dalam formulasi kosmetika antara lain sebagai pelarut, pengawet, astringen, pengering, penyerapan, pengatur pengentalan, dan sebagai denaturan.
Jenis-jenis alkohol yang umum ditemukan dilabel kemasan produk yaitu etil alkohol, etanol, metanol, benzil alkohol, dan alkohol lemak. Alkohol seperti etanol dan isopropil alkohol sering digunakan untuk melarutkan bahan seperti ekstrak tumbuhan. Alkohol juga memiliki sifat antimikroba yang membantu mencegah pertumbuhan bakteri, jamur, atau mikroorganisme dalam produk sehingga dapat menambah umur simpan produk.
Dalam produk seperti toner atau pembesih wajah, keberadaan alkohol dapat membantu mengecilkan pori-pori dengan mengangkat dan mengurangi produksi minyak berlebih pada kulit. Hilangnya kelembapan sementara pada kulit ini memberikan sensasi sejuk atau dingin. Dalam produk semprot seperti setting spray atau deodoran, keberadaan alkohol dapat mempercepat penguapan sehingga hasil akan cepat kering tanpa meninggalkan residu.
Apakah Alkohol Aman untuk Wajah?

Sumber foto dari Pexel diambil oleh KoolShooters
Amankah alkohol untuk wajah? Produk perawatan kulit yang mengandung alkohol cendurung aman bagi pemilik tipe kulit normal dan berminyak. Namun hal ini tidak berlaku bagi seorang yang memiliki tipe kulit kering dan kulit sensitif. Karena kandungan alkohol membuat kulit kering menjadi semakin kering, hal tersebut beresiko menyebabkan skin barrier rusak.
Baca juga:
Amankah Menggunakan Alkohol untuk Wajah? Ini Penjelasannya
Skin barrier yang tipis dan lemah berpotensi menyebabkan ruam kulit, iritasi, sensasi terbakar pada kulit, kulit mengelupas. Jenis alkohol yang memiliki efek dehidrasi pada kulit antara lain alkohol dehidrasi, etanol, dan alkohol isopropil. Jenis ini umum digunakan dalam toner atau pelembab berbasis gel karena memberikan sensasi “kulit kencang”, dingin, dan menyegarkan. Hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah alkohol dalam formulasi.
Jumlah banyak akan menghilangkan semakin banyak minyak alami di kulit. Kulit yang terlalu kering lebih rentan terkena gesekan yang menimbulkan iritasi. Maka dari itu alkohol sebenarnya tidak selalu berdampak negatif, bergantung pada jumlah dan fungsinya dalam formulasi produk. Jenis kulit normal ke kering sebaiknya menggunakan produk yang mengandung alkohol berbasis alkohol lemak karena jenis ini berasal dari ekstrak tumbuhan dan relatif lebih ringan efeknya di kulit.
Alkohol Tidak Sama dengan Metanol dan Etanol

Alkohol lemak biasa disebut cetearyl/cetyl alcohol, berbentuk wax yang dapat menjaga tekstur produk. Terdapat beberapa alasan mengapa alkohol lemak relatif lebih ringan dibandingkan alkohol sederhana. Ditinjau dari struktur kimia, alkohol lemak merupakan alkohol rantai panjang yang terdiri dari C12-C20, hal tersebut membuat alkohol ini lebih sulit menguap sehingga bersifat emolien yang dapat melembutkan dan melindungi kulit.
Sedangkan metanol dan etanol merupakan alkohol rantai pendek yang mudah menguap dan memiliki sifat astringen kuat sehingga rentan menyebabkan kulit kering. Selain itu alkohol lemak dapat melarutkan minyak pada kulit tanpa merusak skin barrier, sedangkan metanol dan etanol dapat melarutkan minyak lebih kuat yang berpotensi melarutkan minyak alami kulit sehingga lapisan kulit menjadi menipis.
Baca juga:
Penting, Ini Cara Mengenal Skin Barrier yang Rusak
Disamping pro dan kontra terkait keberadaan alkohol dalam produk kosmetik, kembali ke kondisi kulit pengguna apakah cocok dan aman jika menggunakan produk yang mengandung alkohol, sebaiknya tipe kulit sensitif menghindari kandungan ini, namun kulit berjerawat dan berminyak cenderung aman. Kenali kondisi kulit dan gunakan produk yang sesuai, karena kebutuhan masing-masing kulit orang dapat berbeda.
Setiap bahan dalam produk kosmetik memiliki potensi reaksi berbeda di kulit. Tanpa pengujian laboratorium yang tepat, risiko iritasi, alergi, atau efek jangka panjang bisa saja terjadi dan bukan hanya membahayakan konsumen, tapi juga reputasi brand Anda. Uji laboratorium bukan hanya soal kepatuhan terhadap regulasi, tapi juga bentuk tanggung jawab sebagai produsen, untuk memastikan produk Anda aman, efektif, dan layak dipercaya!
Author: Delfi
Editor: Sabilla
Referensi:
Baharum, N. B., Daud Awang, M., Arshad, S., & Abd Gani, S. S. (2020). A Study of Literatures: Status of Alcohol in Cosmetics Products from Shariah Views in Malaysia . KnE Social Sciences, 4(9), 379–393. https://doi.org/10.18502/kss.v4i9.7338
Cosmetic Ingredient Review (CIR). 2022. Re-Review of the Safety Assessment of Methyl Alcohol.
Lachenmeier D. W. (2008). Safety evaluation of topical applications of ethanol on the skin and inside the oral cavity. Journal of occupational medicine and toxicology (London, England), 3, 26. https://doi.org/10.1186/1745-6673-3-26