fbpx

Yuk, Kenalan dengan Retinol! Solusi Kulit Kusam dan Keriput!

Retinol adalah . . .

Retinol adalah bentuk Vitamin A yang paling ringan dengan tingkat iritasi yang paling rendah. Retinol perlu mengalami dua kali konversi di kulit menjadi retinal dan asam retinoid sebagai bentuk aktifnya. Umumnya retinol digunakan dalam rentang 0,1%-1%, namun konsentrasi efektif yang dibutuhkan yaitu 0,025% dengan periode penggunaan di kulit 2-3x dalam seminggu sehingga kulit dapat mentoleransi perubahan yang terjadi dan disesuaikan dengan kondisi kulit masing-masing.

Retinol dan Senyawa Turunannya
a bottle of vitamin oil on a gray background, uji kosmetik by pexel

Bentuk senyawa retinol yang teroksidasi yaitu retinal, retinal bekerja 20x lebih efektif dibandingkan retinol karena proses untuk menjadi senyawa aktif hanya melalui satu tahapan. Oksidasi retinal menjadi asam retinoid. Namun tingkat iritasi yang dapat disebabkan pun meningkat, sehingga penggunaan retinol ke retinal tetap membutuhkan adaptasi terhadap kulit. Konsentrasi retinal yang diperbolehkan dalam sediaan kosmetik dalam rentang 0,01%-0,1%. Retinol merupakan senyawa yang kurang stabil, maka dari itu diperlukan zat penstabil dalam formulasi sediaan kosmetik. Retinol mudah terdegradasi oleh sinar UV, oleh karena itu penyimpanan produk dan penggunaan produk dengan kandungan retinol dihimbau menghindari sinar UV. Penggunaan retinol dimalam hari sangat dianjurkan menggunakan tabir surya di pagi hari untuk menjaga kulit dan mencegah iritasi.

Bentuk akhir dari turunan retinoid adalah asam retinoat yang merupakan bentuk aktif dari vitamin A yang biasa disebut juga sebagai tretinoin. Asam retinoat umum digunakan sebagai bentuk sediaan vitamin A topikal, yang dapat diperoleh secara bebas maupun dengan resep dokter. Bahan ini sering dipakai pada sediaan kosmetik kulit terutama untuk pengobatan jerawat, mengatasi kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari, dan untuk pemutih.

Kulit memiliki reseptor untuk asam retinoat yang disebut retinoic acid receptor (RAR) yang berlokasi di dalam sel (intraseluler). Jika asam retinoat mengikat reseptornya, maka akan mengaktifkan transkripsi gen yang akan menstimulasi replikasi dan diferensiasi sel, terutama adalah sel-sel keratin (sel sel tanduk) penyusun kulit paling luar (epidermis). Hal ini akan menyebabkan efek berkurangnya keriput dan memperbaiki sel-sel kulit yang rusak. Kerja asam retinoat meningkatkan regulasi gen untuk pembentukan protein NGAL, yang berperan dalam proses apoptosis kelenjar sebasea, yaitu kelenjar penghasil minyak di kulit, yang umumnya terlibat pada terjadinya jerawat. Dengan kematian sel kelenjar sebasea, maka produksi minyak kulit berkurang dan akan mengurangi jerawat.

Asam retinoat juga sering dimasukkan dalam komposisi krim pemutih karena dipercaya memiliki efek pemutih. Efek asam retinoat ini tidak langsung melalui penghambatan pigmen melanin seperti beberapa senyawa pemutih lainnya namun bekerja dengan meningkatan proliferasi sel-sel keratin dan percepatan turnover epidermis (lapisan kulit paling luar), sehingga memberikan efek mencerahkan kulit. Asam retinoat merupakan senyawa yang sangat kuat oleh karena itu penggunaannya sangat dibatasi karena dapat menyebabkan kulit kering, iritasi, bahkan meradang. 

Penggunaan produk turunan retinoid dianjurkan untuk tidak menggunakan bahan aktif lain seperti AHA, BHA, PHA, dan Vitamin C karena dapat meningkatkan resiko iritasi kulit. Karena kerja retinoid dan bahan aktif tersebut beriringan meningkatkan kecepatan pengelupasan epidermis. Proses turnover sel kulit yang berlebihan dapat menyebabkan kemerahan hingga peradangan. Sehingga penggunaan retinol, retinal, dan asam retinoat perlu diperhatikan waktu dan frekuensi penggunaanya.

Produk skincare yang mengandung retinoid, retinol, retinal dan asam retinoat sebelum dipasarkan secara luas di pasaran perlu dilakukan uji laboratorium terlebih dahulu. Karena ketika ingin mengajukan izin edar ke BPOM, dokumen awal yang menjadi persyaratan pengajuan izin edar adalah laporan hasil uji laboratorium produk. IML Testing and Research adalah laboratorium independen terbaik dalam uji segala produk kosmetik. Dengan melakukan uji kosmetik Anda di IML Testing and Research, Anda akan mendapatkan sertifikat laporan hasil uji laboratorium produk Anda secara lengkap, tepat dan dapat diandalkan. Segera lakukan pengujian produk Anda dengan kami, dapatkan konsultasi gratis dengan tim ahli kami. Klik Tombol dibawah ini untuk terhubung langsung dengan kami.

Referensi:

Biru, Putri Wulan, dkk. 2023. Review Artikel : Retinol pada Kosmetika. Journal of Pharmaceutical and Sciences. 6 (1) : 256-260.

Mukherjee, S., Date, A., Patravale, V., Korting, H. C., Roeder, A., & Weindl, G. (2006). Retinoids in the treatment of skin aging: an overview of clinical efficacy and safety. Clinical interventions in aging1(4), 327–348. https://doi.org/10.2147/ciia.2006.1.4.327

Zasada, Malwina & Budzisz, Elzbieta. (2019). Retinoids: active molecules influencing skin structure formation in cosmetic and dermatological treatments. Advances in Dermatology and Allergology. 36. 392-397. 10.5114/ada.2019.87443.

Share your love