fbpx

Peran Laboratorium dalam Uji Mutu Pestisida untuk Menjamin Kualitas

Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan dan membunuh hama yang mengganggu aktivitas sehari-hari manusia. Hama ini bisa berupa serangga, mamalia, nematoda, gulma, dan mikroorganisme, seperti bakteri, virus, dan jamur. Saat ini, pestisida telah terbukti banyak memberikan manfaat pada pertanian, kesehatan manusia, dan pengelolaan lingkungan. Namun, penggunaan pestisida juga memerlukan kehati-hatian yang besar karena kandungan kimiawi di dalamnya, terutama kandungan aktif, bisa berdampak pada kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, uji mutu pestisida sangat penting untuk memastikan pestisida yang digunakan memenuhi standar keamanan dan efektivitas. Karena permintaan yang semakin tinggi dan kebutuhan konsumen yang terus meningkat, banyak jenis pestisida baru yang tersebar di pasaran. Beberapa pestisida memiliki kandungan aktif dan cara kerja yang berbeda-beda sesuai dengan jenis hama yang ingin dikendalikan.

Peningkatan produksi dan inovasi pestisida ini harus diimbangi dengan pengujian mutu yang dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa pestisida yang diproduksi aman, efektif, dan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Bagi produsen, uji mutu membantu memastikan bahwa produk yang mereka hasilkan memenuhi standar kualitas yang ketat dan sesuai dengan regulasi nasional maupun internasional. Hal ini sangat diperlukan untuk membangun kepercayaan konsumen dan menjaga reputasi produk.

Seberapa Penting Uji Mutu Pestisida?
A Bald Man Spraying Pesticide on Paddy Field, uji mutu pestisisida by pexel

Uji mutu tidak hanya memastikan produk pestisida aman dan efektif, tetapi juga memberikan data ilmiah yang dapat digunakan oleh produsen untuk terus mengembangkan dan melakukan inovasi terhadap produknya. Dengan pengujian yang tepat, produsen dapat menemukan cara untuk menciptakan pestisida yang lebih ramah lingkungan, efisien, dan sesuai dengan tren pertanian modern. Inovasi ini dapat memperluas pangsa pasar dan meningkatkan profitabilitas produsen. Uji mutu pestisida yang ketat juga membantu produsen mengidentifikasi dan memperbaiki potensi masalah sebelum produk mencapai pasar, sehingga mereka dapat melakukan penyesuaian pada formulasi atau prosedur produksi jika diperlukan.

Pengujian mutu pestisida melibatkan berbagai metode untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan aman, efektif, dan memenuhi standar regulasi, di antaranya adalah pengujian kandungan aktif, pengujian keamanan, pengujian stabilitas, dan verifikasi label. 

Pengujian Kandungan Aktif

Pengujian kandungan aktif dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengukur kadar bahan aktif dalam formulasi. Hal ini dapat dilakukan menggunakan beberapa teknik kimia, seperti kromatografi cair (HPLC) atau kromatografi gas (GC). Kedua metode tersebut bekerja dengan memisahkan komponen-komponen di dalam sampel pestisida berdasarkan perbedaan interaksi mereka dengan fase stasioner dan fase gerak. Pemisahan komponen-komponen dalam sampel memungkinkan identifikasi dan pengukuran kadar bahan aktif dalam formulasi pestisida dengan akurasi yang tinggi. Pengujian efektivitas pestisida dilakukan untuk memastikan bahwa produk tersebut bekerja secara optimal dalam mengendalikan hama target.

Dalam pengujian ini, dilakukan perlakuan pestisida pada hama target atau lingkungan tempat hama tersebut hidup. Kemudian, dilakukan pengamatan untuk menilai dampak pestisida, termasuk tingkat kematian hama atau pengurangan populasi. Selain itu, uji residual juga dapat dilakukan untuk menilai masa efektivitas pestisida dan mengukur sisa pestisida yang tertinggal di lingkungan setelah aplikasi. Sampel yang digunakan dapat diambil dari tanah, tanaman, atau permukaan lain dan dianalisis untuk menentukan konsentrasi residu.

Pengujian Keamanan

Pengujian keamanan pestisida mencakup pengujian toksisitas akut dan kronis yang dilakukan untuk menilai dampak kesehatan langsung dan jangka panjang pada organisme target dan non-target. Di sisi lingkungan, pengujian dampak lingkungan juga harus dilakukan untuk menilai efek pestisida pada ekosistem, termasuk studi degradasi untuk mengetahui berapa cepat pestisida terurai di lingkungan, uji mobilitas tanah untuk menilai pergerakan pestisida dalam tanah, serta dampak pada organisme non-target untuk memastikan tidak ada kerusakan pada spesies lain di lingkungan.

Pengujian Stabilitas

Pengujian stabilitas dilakukan untuk memastikan bahwa bahan aktif dalam pestisida tetap efektif dan formulasi tetap stabil selama masa penyimpanan. Uji penyimpanan melibatkan penyimpanan sampel di bawah kondisi terkendali, seperti suhu dan kelembapan normal atau ekstrem, untuk mensimulasikan berbagai kondisi penyimpanan. Uji mikrobiologi juga dapat dilakukan jika formulasi rentan terhadap kontaminasi mikrobiologis.

Verifikasi Label

Verifikasi label dilakukan untuk memastikan bahwa informasi yang tercantum pada label produk akurat dan sesuai dengan hasil pengujian serta regulasi yang berlaku. Verifikasi label akan menjamin transparansi dan keandalan produk pestisida di pasar, serta memastikan bahwa konsumen mendapatkan informasi yang jelas mengenai tata cara penggunaan pestisida yang benar, dosis, dan potensi risiko.

Agar mendapatkan hasil uji mutu pestisida yang dapat dipercaya, pengujian dapat dilakukan oleh laboratorium independen atau laboratorium internal milik produsen yang memiliki fasilitas dan sertifikasi yang valid. Laboratorium harus dilengkapi dengan peralatan yang memadai dan dioperasikan oleh tenaga ahli yang terlatih untuk melakukan analisis sesuai dengan standar dan metodologi yang ditetapkan. Selain itu, lembaga pemerintah atau badan regulasi juga dapat terlibat dalam pengawasan dan sertifikasi untuk memastikan bahwa semua pengujian memenuhi standar keamanan dan kualitas yang ditetapkan.

IML Testing and Research adalah laboratorium independen yang sudah terakreditasi Kementerian Pertanian. Dalam pengujian produk pestisida, IML Testing and Research menerapkan standar dan metodologi yang sudah ditetapkan dalam regulasi Kementerian Pertanian. Dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 24 Tahun 2011 tentang Syarat dan Tata cara Pendaftaran Pestisida. Hal paling awal yang harus dilakukan adalah menyiapkan dokumen mulai dari data produk, sertifikat merek dagang dan laporan hasil uji laboratorium. Hasil uji yang menjadi persyaratan yaitu uji toksisitas, uji efikasi, dan uji mutu. Segera lakukan konsultasi dengan tim ahli kami secara gratis terkait uji mutu pestisida Anda.

REFERENSI

Damalas, C. A., & Eleftherohorinos, I. G. (2011). Pesticide exposure, safety issues, and risk assessment indicators. International journal of environmental research and public health, 8(5), 1402-1419.


Kennedy, I. R., Ahmad, N., Beasley, H., Chapman, J., Hobbs, J., Simpson, B., & Woods, N. (1998). Quality assurance in pesticide sampling and analysis. LWRRDC Occasional Paper, (14/98).


Niessen, H. J. (1975). Importance of storage stability studies in the development of pesticide formulations. Pesticide Science, 6(2), 181-188.


Płonka, M., Walorczyk, S., & Miszczyk, M. (2016). Chromatographic methods for the determination of active substances and characterization of their impurities in pesticide formulations. TrAC Trends in Analytical Chemistry, 85, 67-80.

Share your love