Memahami Pentingnya Uji Toksisitas Oral dalam Pengembangan Obat Herbal Berkualitas Tinggi
Masyarakat Indonesia telah lama menggunakan obat herbal, yang secara empiris berguna untuk mengobati berbagai penyakit. Penelitian mengenai obat herbal terus berkembang, dan jumlahnya terus meningkat. Obat herbal harus terstandarisasi, aman, dan menguntungkan. Obat tradisional biasanya terdiri dari lebih dari satu jenis obat sederhana yang dirancang untuk meningkatkan hasil terapi sehingga penyembuhan lebih cepat dapat dicapai.
Uji toksisitas penting dilakukan untuk mengetahui seberapa rusak suatu senyawa terhadap bahan biologik dan non biologik. Pengujian umum dilakukan pada suatu produk untuk memenuhi persyaratan edar dan perizinan negara. Sangat penting untuk mengembangkan obat baru dan untuk mengetahui potensi terapi molekul obat. Uji toksisitas akut oral adalah salah satu dari banyak jenisnya.
What is an Acute Oral Toxicity Test?
Uji toksisitas akut oral adalah metode krusial dalam toksikologi untuk menilai potensi efek toksik suatu zat atau produk kimia. Uji ini mengevaluasi seberapa berbahayanya suatu zat ketika terpapar melalui mulut (oral). Uji toksisitas akut oral dilakukan untuk menentukan efek dari pemberian dosis tunggal suatu senyawa pada hewan. Umumnya direkomendasikan pengujian ini dilakukan terhadap dua jenis hewan (rodensia dan non rodensia).
Rodensia adalah hewan yang memiliki sepasang gigi seri yang terus tumbuh sepanjang hidup dan perlu digerogoti secara terus-menerus untuk menjaga panjangnya. Gigi seri ini sangat kuat dan tajam, digunakan untuk mengerat makanan seperti biji-bijian, kayu, dan bahan keras lainnya. Contohnya tikus, hamster atau marmut. Non rodensia adalah hewan yang tidak memiliki gigi seri yang terus tumbuh seperti rodensia. Gigi mereka memiliki pola pertumbuhan yang lebih normal dan tidak perlu diasah terus-menerus.Contohnya Kucing, anjing, kelinci, kuda, sapi, singa, dan banyak lagi mamalia lainnya yang tidak termasuk dalam kelompok pengerat.
Pengujian Obat Herbal dengan Metode Organization for Economic Co-operation and Development (OECD)
The OECD Guidelines for the Testing of Chemicals merupakan standar yang diterima secara internasional untuk menguji keamanan produk, meliputi bahan kimiawi, pestisida, perawatan dan lain-lain. Standar ini selalu ditinjau oleh banyak pakar dari berbagai negara yang termasuk anggota OECD. Tujuan utama dari uji ini adalah untuk menentukan dosis letal 50% (LD50), yaitu dosis yang diperkirakan akan menyebabkan kematian pada 50% populasi hewan uji.
Penentuan dosis toksik dan dosis lethal menggunakan metode OECD memiliki kelebihan dibanding metode pengujian toksisitas lain karena menggunakan sedikit hewan coba serta teknik pengujian yang mudah. Regulasi pengujian toksisitas dengan hewan coba harus memperhatikan kesejahteraan hewan, dengan menggunakan sesedikit mungkin jumlah hewan coba, serta hasil pengujian nantinya bermanfaat diaplikasikan ke manusia.
Hasil dari pengujian ini merupakan evaluasi terhadap efek obat terhadap jaringan dan organ, hubungan dosis dan respon, efek terhadap pasien serta berbagai komplikasi yang mungkin timbul selama pengujian. Pengujian toksisitas umumnya menggunakan paling tidak 3 dosis ( rendah, sedang dan tinggi) serta mengganakan kontrol untuk membandingkan efek dari kelompok perlakuan
Sebagaimana lazimnya senyawa obat, maka obat herbal juga memiliki efek yang bisa merugikan jika tidak disertai pemahaman tentang aturan dosis dan pemakaian yang tepat. Efek yang tidak diinginkan umumnya terjadi karena bahan yang belum terstandar, takaran yang belum tepat, efek kombinasi senyawa penyusun, sifat higroskopis dan volumius atau kemungkinan kontaminasi oleh mikrobia lain. Bisa juga efek tidak diinginkan timbul karena tambahan senyawa dalam herbal. Kesalahan efek dan penggunaan bisa juga menyebabkan kerugian, misalnya kunyit baik dikonsumsi untuk peluruh rahim dan baik dikonsumsi saat haid, namun bisa meyebabkan keguguran pada kehamilan muda.
Pada uji toksisitas akut oral ditentukan nilai LD50, karena itu perlu diberikan dosis yang menyebabkan kematian lebih dari 50% hewan coba. Jika LD50 tidak dapat ditentukan maka diberikan sampai dosis maksimal yang masih mungkin diberikan pada hewan coba. Volume obat yang diberikan untuk pemberian oral tidak boleh lebih dari 2-3% berat badan hewan coba.
Setelah mendapatkan perlakuan mencit diamati secara intensif, cermat selama jangka waktu tertentu, biasanya 7-14 hari, bahkan dapat lebih lama terutama berkaitan dengan pemulihan gejala toksik. Selain mengamati terjadinya kematian hewan coba, hal lain yang perlu diperhatikan adalah timbulnya efek toksik terutama yang terkait dengan fungsi organ tubuh vital antara lain ginjal, hati, dan hemopoetik.
Nilai LD50 berguna untuk:
- Klasifikasi zat kimia berdasarkan toksisitas relatif.
- Pertimbangan akibat bahaya overdosis.
- Perencanaan studi toksisitas jangka pendek pada binatang.
- Menyediakan informasi tentang reaktivitas populasi hewan-hewan tertentu.
- Memberikan informasi yang diperlukan secara menyeluruh dalam percobaan-percobaan obat penyembuh bagi manusia.
- Kontrol kualitas.
- Mekanisme keracunan.
- Pengaruh terhadap umur, seks, inang lain, dan faktor lingkungan.
- Respon yang berbeda-beda di antara spesies dan galur.
Pengujian toksisitas akut oral pada obat harus di lakukan di laboratorium yang memberikan hasil uji berkualitas tinggi (komprehensif, akurat, dan dapat diandalkan) serta layanan konsultasi yang unggul. IML Testing and Research adalah laboratorium uji produk yang dapat melakukan uji toksisitas oral pada produk obat herbal Anda.
Yuk lakukan pengujian produk Anda di IML Testing and Research, Segera dapatkan secara EKSKLUSIF KONSULTASI GRATIS terkait pengujian produk obat herbal Anda dengan tim ahli kami!