fbpx

Ini adalah langkah yang dapat Anda Lakukan dalam Meningkatkan Pendapatan Bisnis Akuakultur Anda !

Apa itu Probiotik?

Penyakit infeksius di industri akuakultur menyebabkan kerugian besar setiap tahun. Untuk mengatasi masalah ini, pembudidaya sering menggunakan antibiotik kimia. Namun, hal ini menimbulkan kekhawatiran karena bisa menyebabkan bakteri menjadi kebal, dan sisa bahan kimia yang tertinggal dalam hewan budidaya dapat berbahaya bagi konsumen. Oleh karena itu, diperlukan alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Probiotik adalah salah satu pendekatan alternatif yang semakin populer di industri akuakultur. Probiotik dapat mempengaruhi komposisi mikrobiota usus dan memberikan manfaat kesehatan bagi inangnya. 

Selain digunakan untuk mengatasi penyakit bakteri, probiotik juga terbukti dapat membantu melindungi hewan budidaya dari parasit dan virus. Probiotik bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan patogen di usus melalui produksi zat yang bersifat antagonis seperti bakteriosin, mencegah patogen menempel di usus dengan bersaing memperebutkan ruang dan nutrisi, serta membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Beberapa probiotik dilaporkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pemanfaatan pakan, serta memperbaiki kualitas air yang memberikan manfaat tidak langsung bagi kesehatan inang. Oleh karena manfaat probiotik yang baik untuk mendukung keberhasilan budidaya, maka penting untuk melakukan uji efikasi terhadap probiotik sebelum digunakan.

Penggunaan Probiotik untuk Industri Akuakultur

Istilah “probiotik” berasal dari bahasa Yunani, yakni “pro” (untuk) dan “bios” (kehidupan). Istilah ini pertama kali digunakan oleh Parker pada tahun 1974 untuk menggambarkan suplemen mikroba pada pakan atau makanan.

Pengetahuan tentang probiotik semakin berkembang, dan mereka dikenal sebagai “bakteri baik” yang dapat memberikan manfaat kesehatan. Ketika diberikan dalam jumlah yang tepat, probiotik membantu menjaga kesehatan usus dengan mengubah komposisi bakteri di dalamnya. 

Probiotik menghasilkan zat yang bisa membunuh bakteri jahat, mencegah patogen menempel di dinding usus, dan merebut nutrisi yang dibutuhkan oleh patogen. Dengan mekanisme ini, probiotik dapat menetralkan racun dan menjaga keseimbangan mikroba dalam tubuh.

Kebutuhan akan akuakultur yang berkelanjutan mendorong penelitian tentang penggunaan probiotik pada organisme akuatik. Awalnya, probiotik dimanfaatkan sebagai zat untuk meningkatkan laju pertumbuhan dan efisiensi pakan (growth promoter), menghambat pertumbuhan patogen penyebab penyakit, nutrisi untuk kesehatan pencernaan ikan budidaya, dan memperbaiki kualitas air.

Seiring waktu, ditemukan bahwa probiotik juga berpotensi memengaruhi reproduksi dan toleransi terhadap stres. Namun, pemanfaatan probiotik dalam area baru ini masih memerlukan pengembangan ilmiah lebih lanjut.

Uji Efikasi Probiotik untuk Industri Akuakultur

Tahap awal uji efikasi probiotik biasanya dilakukan di laboratorium menggunaan pendekatan in vitro untuk melihat kemampuan mereka melawan patogen dengan metode seperti well diffusion, cross streaking dan disc diffusion, serta co-culture. Meskipun metode ini murah dan memungkinkan pengujian banyak probiotik sekaligus, tetapi masih ada keterbatasannya. 

Jika bakteri tidak menunjukkan antagonisme in vitro, itu tidak berarti mereka tidak bisa menjadi probiotik. Sebaliknya, jika mereka menunjukkan antagonisme, itu juga tidak menjamin mereka akan efektif saat diuji langsung pada organisme inang (pendekatan in vivo).

Untuk menentukan efektivitas probiotik, metode terbaik adalah menguji inang dengan patogen hidup setelah pemberian probiotik. Meskipun metode ini tidak menjelaskan mekanisme kerja probiotik, cara ini sangat relevan untuk membuktikan efektivitas dalam melawan kematian yang disebabkan oleh patogen. 

Two Clear Glass Test Tubes, uji probiotik, uji efikasi by pexel

Pentingnya pengujian in vivo untuk menentukan dosis dan durasi perawatan probiotik yang optimal, karena setiap spesies inang dan strain probiotik memiliki kebutuhan spesifik. Dosis efektif dalam pakan biasanya berkisar antara 106-10 CFU/gram pakan, sedangkan dalam air berkisar antara 10⁴–10⁵ CFU/mL. 

Dosis yang terlalu tinggi bisa berdampak negatif pada inang. Peningkatan kekebalan biasanya terlihat dalam 1 hingga 10 minggu setelah perawatan dimulai, tetapi penggunaan yang terlalu lama juga bisa berbahaya.

Menguji keamanan probiotik sangat penting, baik untuk inang maupun manusia yang mengonsumsi hasil akuakultur. Hal ini perlu diperhatikan karena beberapa probiotik memiliki kerabat dekat dengan patogen. Oleh karena itu, pengujian harus memastikan bahwa probiotik tidak membawa gen resistensi antimikroba atau plasmid virulensi. Selain itu, metode molekuler harus digunakan untuk memastikan identitas spesies probiotik dengan akurat agar tidak ada risiko kesehatan.

Investasikanlah uji efikasi pada produk probiotik Anda bersama IML Testing and Research !

Hubungi kami untuk KONSULTASI GRATIS dengan tim ahli kami.

Share your love