Jarang diketahui, inilah Cara Menguji Efektivitas Hand Sanitizer
Kebersihan tangan telah menjadi perhatian utama dan merupakan aspek krusial dalam menjaga kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit. Dalam aktivitas sehari-hari, telah banyak produk dipasaran yang dirancang untuk membantu menjaga kebersihan tangan, salah satunya adalah hand sanitizer. Hand sanitizer, terutama yang berbasis alkohol, telah menjadi pilihan populer karena kemampuannya yang cepat dan efektif dalam membunuh bakteri dan virus pada tangan ketika sabun dan air tidak tersedia.
Hand sanitizer diformulasikan secara khusus sehingga dapat berfungsi membunuh atau mengurangi mikroorganisme, seperti bakteri dan virus, pada tangan. Produk ini umumnya mengandung alkohol, seperti etanol atau isopropanol, yang berfungsi sebagai agen anti bakteri utama, atau bahan aktif lainnya seperti benzalkonium klorida. Alkohol dalam hand sanitizer bekerja dengan merusak membran sel mikroorganisme, sehingga menghambat atau menghentikan pertumbuhannya. Selain itu, hand sanitizer non-alkohol yang mengandung bahan seperti benzalkonium klorida juga sering digunakan, terutama dalam lingkungan medis atau industri makanan.
Karena terjadi peningkatan jumlah produsen sehingga banyak produk hand sanitizer yang tersebar di pasaran, penting untuk melakukan pengujian efektivitas agar konsumen dapat memilih produk yang benar-benar efektif dalam membunuh bakteri dan virus. Dengan beragamnya pilihan yang tersedia, konsumen harus yakin dan percaya bahwa produk yang digunakannya memiliki kualitas dan tingkat efektivitas yang sama. Maka dari itu, penting untuk melakukan pengujian efikasi terhadap produk hand sanitizer untuk dapat memastikan bahwa produk yang dibeli tidak hanya memenuhi klaim yang dibuat oleh produsen, tetapi juga sesuai dengan standar kesehatan, efektif, dan dapat keselamatan konsumen.
Bagaimana cara melakukan pengujian efektivitas hand sanitizer?
Pengujian efektivitas akan membantu mengidentifikasi produk yang benar-benar dapat memberikan perlindungan dan menghindari produk yang mungkin kurang efektif atau bahkan berisiko bagi kesehatan. Dengan demikian, pengujian yang ketat menjadi kunci dalam menjaga kepercayaan konsumen dan memastikan bahwa hand sanitizer yang tersedia di pasar memberikan manfaat yang optimal dalam pencegahan penyakit.
Uji Disk Diffusion atau Kirby-Bauer Test
Pengujian efektivitas hand sanitizer melibatkan berbagai metode untuk menilai kemampuannya dalam mengatasi bakteri. Salah satu metode yang umum adalah uji disk diffusion, atau Kirby-Bauer test yang dilakukan menggunakan inokulasi bakteri.
Pada metode disk diffusion, digunakan disk yang sebelumnya sudah direndam dalam hand sanitizer. Disk kemudian diletakkan di atas agar yang sudah ada inokulasi bakterinya. Pengamatan dan pengukuran dilakukan terhadap diameter zona hambat yang terbentuk di sekeliling disk. Diameter zona hambat yang lebih besar menunjukkan bahwa hand sanitizer tersebut lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri dibandingkan dengan hand sanitizer dengan zona hambat yang lebih kecil.
Uji Pengurangan Mikroba
Metode lain yang dapat digunakan adalah uji efektivitas pengurangan mikroba, yang mengukur jumlah bakteri yang tersisa setelah terpapar hand sanitizer dalam kondisi laboratorium. Pada uji ini, larutan bakteri dicampurkan dengan hand sanitizer, dan setelah periode waktu tertentu, jumlah bakteri yang hidup dihitung untuk menilai efektivitas produk.
Uji Bakterisidal dan bakteriostatik
Selain itu, dapat dilakukan uji bakterisidal dan bakteriostatik untuk mengevaluasi efektivitas hand sanitizer dalam mengatasi bakteri. Uji bakterisidal bertujuan untuk menentukan apakah hand sanitizer dapat membunuh bakteri secara langsung. Dalam uji ini, bakteri yang terpapar hand sanitizer akan ditanam pada media agar untuk melihat apakah ada pertumbuhan koloni bakteri. Jika hand sanitizer efektif sebagai bakterisidal, tidak akan ada pertumbuhan koloni bakteri pada media tersebut. Sementara itu, uji bakteriostatik digunakan untuk menilai apakah hand sanitizer dapat menghambat pertumbuhan bakteri tanpa membunuhnya. Dalam uji ini, bakteri yang terpapar hand sanitizer diperiksa untuk mengamati apakah pertumbuhannya terhambat tetapi tidak mati, dengan mengukur kekeruhan atau jumlah koloni yang terbentuk setelah paparan. Melalui kedua uji ini, kita dapat mengetahui sejauh mana handsanitizer mampu membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Beberapa produk mungkin hanya bersifat bakteriostatik, yang berarti hanya menghentikan pertumbuhan bakteri tanpa membunuhnya.
Uji Penurunan Titer Virus
Untuk mengukur efektivitas hand sanitizer terhadap virus, dapat dilakukan uji penurunan titer virus, di mana virus yang telah terpapar hand sanitizer diuji untuk melihat seberapa banyak virus yang masih aktif. Dalam prosedur ini, virus dicampurkan dengan hand sanitizer dalam kondisi terkontrol, kemudian sampel diuji pada kultur sel untuk menentukan aktivitas virus yang tersisa. Metode lainnya adalah uji pengurangan jumlah virus atau log reduction test, yang mengukur pengurangan jumlah virus dalam bentuk logaritma. Virus diaplikasikan pada permukaan yang telah diolesi hand sanitizer, dan setelah periode waktu tertentu, jumlah virus yang tersisa dihitung. Pengurangan logaritmik menunjukkan seberapa efektif hand sanitizer dalam mengurangi jumlah virus. Selain itu,dapat dilakukan uji penetrasi dan efektivitas untuk menilai kemampuan hand sanitizer dalam menembus biofilm atau lapisan pelindung yang ada di sekitar virus.
Secara keseluruhan, pengujian efektivitas hand sanitizer adalah langkah penting untuk memastikan bahwa produk yang digunakan dapat memberikan perlindungan yang maksimal terhadap bakteri dan virus. Namun, selain pengetahuan mengenai efektivitas bahan aktif di dalam hand sanitizer, harus dipahami juga bahwa efektivitas produk hand sanitizer dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, seperti konsentrasi alkohol yang ada dalam produk, waktu kontak dengan permukaan kulit, serta teknik penggunaan yang benar. Konsentrasi alkohol yang terlalu rendah mungkin tidak cukup efektif dalam membunuh mikroorganisme, sementara teknik aplikasi yang tidak tepat dapat mengurangi kemampuannya untuk membunuh bakteri atau virus. Selain itu, hand sanitizer yang digunakan pada kulit yang sangat kotor atau berminyak mungkin tidak berfungsi secara optimal. Oleh karena itu, penting untuk mengikuti petunjuk penggunaan yang benar dan memahami bahwa hand sanitizer adalah salah satu bagian dari strategi dalam menjaga kebersihan.
Pengujian efektivitas hand sinitizer memerlukan laboratorium yang dapat dipercaya dan kompeten. IML Testing and Research dapat menguji berbagai produk yang Anda miliki untuk bisa mendapatkan izin edar, salah satunya produk hand sanitizer.
Yuk segera konsultasikan tentang pengujian dengan tim ahli kami, dapatkan secara ekslusif KONSULTASI GRATIS dengan kami !
REFERENSI
Jain, V. M., Karibasappa, G. N., Dodamani, A. S., Prashanth, V. K., & Mali, G. V. (2016). Comparative assessment of antimicrobial efficacy of different hand sanitizers: An: in vitro: study. Dental research journal, 13(5), 424-431.
Kampf, G. (2018). Efficacy of ethanol against viruses in hand disinfection. Journal of Hospital Infection, 98(4), 331-338.
Liu, P., Yuen, Y., Hsiao, H. M., Jaykus, L. A., & Moe, C. (2010). Effectiveness of liquid soap and hand sanitizer against Norwalk virus on contaminated hands. Applied and environmental microbiology, 76(2), 394-399.