Bagaimana Bakteri Penyebab Jerawat Memicu Peradangan Kulit?

Jerawat bukan hanya masalah penampilan, tetapi juga cerminan kondisi mikrobioma kulit Anda. Salah satu faktor penting yang memicu jerawat adalah aktivitas bakteri tertentu yang hidup di kulit. Artikel ini akan membantu Anda mengenal lebih dalam bakteri penyebab jerawat, bagaimana mereka bekerja, dan cara mengendalikannya agar kulit tetap sehat.

Kenali Bakteri Penyebab Jerawat 

Mikrobioma kulit yang seimbang merupakan tanda kulit yang sehat. Jika keseimbangan ini terganggu, berbagai penyakit kulit, termasuk inflamasi, dapat muncul. Bakteri yang umum ditemukan pada permukaan kulit meliputi Corynebacteria, Propionibacteria, dan Staphylococci. Propionibacterium acnes telah dilaporkan berperan dalam beberapa kondisi medis, seperti kanker prostat, sarkoidosis, endokarditis infektif, serta jerawat. 

Jerawat menjadi fokus utama yang akan dibahas dalam artikel ini. P. acnes adalah bakteri Gram-positif, tidak membentuk spora, dan cenderung tumbuh dalam kondisi anaerob. Sebenarnya, P. acnes termasuk dalam mikrobiota kulit normal dan hidup berdampingan dengan P. avidum, P. granulosum, dan P. humerusii. Berdasarkan hasil sekuensing, bakteri ini memiliki gen yang mengkode enzim metabolit, yang membantunya bertahan hidup dalam kondisi mikroaerofilik. 

Selain itu, P. acnes menghasilkan lipase yang mendegradasi lipid dalam folikel pilosebasea untuk memperoleh energi. Penelitian juga menemukan bahwa P. acnes memiliki gen lipase spesifik yang mampu menghasilkan enzim triasilgliserol lipase dan lisofosfolipase untuk mendegradasi sebum. Oleh karena itu, secara taksonomi, nama P. acnes telah diubah menjadi Cutibacterium acnes untuk membedakannya dari spesies Propionibacteria lainnya. 

Peran P. acnes dalam Pembentukan Jerawat

Sebagai flora normal kulit, P. acnes dapat ditemukan baik pada individu dengan jerawat maupun tanpa jerawat. Namun, pada kulit yang berjerawat, P. acnes dapat mencapai lebih dari 30% mikrobiota wajah. Meskipun jumlah P. acnes tidak berbeda secara kuantitatif antara penderita jerawat dan individu tanpa jerawat, variasi filotipe P. acnes menunjukkan karakteristik genetik dan fenotip yang berbeda dalam mempengaruhi perkembangan jerawat. 

Beberapa filotipe P. acnes mampu membentuk biofilm, yang meningkatkan adhesi bakteri dalam folikel sebasea dan memperburuk peradangan. Selain itu, P. acnes dapat berinteraksi dengan sistem kekebalan bawaan tubuh dengan mengaktifkan reseptor Toll-like (TLR). Aktivasi ini memicu pelepasan sitokin proinflamasi dan porfirin, yang menyebabkan kemerahan serta pembengkakan jerawat. Faktor lain yang berkontribusi terhadap munculnya jerawat adalah produksi enzim lipase oleh P. acnes, yang memecah sebum dan menghasilkan asam lemak bebas. Senyawa ini dapat menyebabkan iritasi serta peradangan pada folikel rambut. Selain itu, P. acnes juga dapat merangsang aktivitas kelenjar sebasea melalui jalur hormon pelepas kortikotropin (CRH), yang meningkatkan produksi minyak kulit (sebum). Peningkatan sebum ini menciptakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan P. acnes, memperburuk kondisi jerawat.

Cara Mengobati Jerawat

Young man applying clay mask for skincare routine indoors with a mirror. bakteri penyebab jerawat
Laki – laki menggunakan produk masker wajah
Sumber: Pexel

Pencegahan dan pengobatan jerawat serta bakteri P. acnes dapat dilakukan dengan berbagai metode, antara lain: 

1. Terapi Fotodinamik (Photodynamic Therapy – PDT)

Perawatan ini disarankan oleh dokter untuk kasus jerawat yang cukup parah. Prinsipnya adalah menggunakan cahaya dan obat fotosensitizer untuk menghancurkan sel-sel jerawat dan P. acnes. Untuk menargetkan P. acnes, terapi ini menggunakan asam aminolevulinat (ALA) atau metil aminolevulinat (MAL).

2. Penggunaan Antibiotik

Kombinasi antibiotik dengan retinoid atau agen lain dapat membantu mengurangi peradangan dan mengontrol produksi sebum. Namun, perlu hati-hati terhadap resistensi antibiotik yang semakin meningkat pada P. acnes

3. Produk Perawatan Kulit 

Produk perawatan kulit yang direkomendasikan untuk jerawat adalah benzoil Peroksida yang bertujuan untuk membunuh P. acnes dengan melepaskan oksigen yang merusak bakteri anaerob, asam salisilat untuk mengeksfoliasi kulit dan membersihkan pori-pori dari minyak dan kotoran, retinol/retinoid yang membantu mempercepat regenerasi sel kulit dan mengurangi penyumbatan pori, niacinamide untuk mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan bekas jerawat, serta tea tree oil yang memiliki sifat antibakteri alami yang efektif melawan P. acnes.

Baca juga:
Niacinamide VS Alpha Arbutin, mana yang lebih ampuh?

Dengan kombinasi perawatan yang tepat, jerawat dapat dikontrol dan risiko peradangan akibat P. acnes dapat diminimalkan. Jika jerawat terus berlanjut atau memburuk, konsultasi dengan dokter kulit sangat disarankan untuk mendapatkan perawatan yang lebih spesifik. 

Pastikan produk perawatan kulit Anda telah teruji aman dan tidak memicu pertumbuhan bakteri penyebab jerawat. Lakukan uji laboratorium untuk mendapatkan hasil yang komprehensif, akurat, dan dapat diandalkan, sehingga produk yang Anda pasarkan benar-benar aman bagi kulit konsumen.

Author: Safira Prisya
Editor: Sabilla Reza

Referensi:

Mayo Clinic. 2025. Acne. Tersedia: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/acne/diagnosis-treatment/drc-20368048?utm_source=chatgpt.com, diakses pada 19 Febuari 2025.

Platsidaki, E., & Dessinioti, C. 2018. Recent advances in understanding Cutibacterium acnes (Propionibacterium acnes) in acne [version 1; referees: 2 approved]. F1000Research, 7, 1953. https://doi.org/10.12688/f1000research.15659.1.

Share your love

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hubungi kami untuk informasi yang Anda perlukan.

Silakan konsultasikan kebutuhan pengujian produk Anda dengan tim ahli kami secara gratis.

Formulir Kontak