Rahasia Penting Pengujian Iritasi Kulit pada Produk Pestisida !
Pestisida adalah zat yang digunakan untuk mengendalikan organisme yang tidak diinginkan. Pestisida dapat digunakan untuk mencegah, memusnahkan, mengusir, atau mengurangi hama. Organisme hama yang umum termasuk serangga, tumbuhan, jamur, bakteri, nematoda parasit tumbuhan, virus, siput, dan hewan vertebrata pengganggu. Pestisida adalah istilah komprehensif yang mencakup insektisida, herbisida, fungisida, bakterisida (atau antibiotik), nematisida, moluskisida, dan rodentisida.
Baru-baru ini, banyak kasus mengenai perkembangan resistensi hama terhadap pestisida dan penggunaan pestisida dapat membunuh spesies bermanfaat seperti musuh alami hama. Pestisida telah menimbulkan kekhawatiran yang serius mengenai risiko kesehatan bagi pengguna karena bahan aktif terkandung di dalamnya yang bersifat toksik.
Namun, tingkat toksisitas di setiap produk pestisida memiliki tingkat yang berbeda, mulai dari rendah, sedang, dan tinggi. Untuk mengetahui informasi keamanan suatu pestisida, maka diperlukan pengujian toksisitas pada pestisida sebelum digunakan. Banyak rangkaian uji toksisitas yang dapat dilakukan, salah satunya adalah uji iritasi kulit pada produk pestisida.
Pestisida dan Kesehatan Manusia
Paparan pestisida pada manusia bisa terjadi saat bekerja, seperti pada pekerja pertanian, industri pestisida, dan pembasmi hama. Pekerja yang mencampur dan menggunakan pestisida biasanya menerima paparan terbesar. Paparan juga bisa terjadi akibat tumpahan, kebocoran, atau peralatan yang rusak.
Tingkat paparan meningkat jika pekerja mengabaikan keselamatan, seperti tidak menggunakan alat pelindung diri dan tidak mencuci tangan. Bentuk cair lebih rentan terhadap percikan, sedangkan bentuk padat menghasilkan debu yang berbahaya bagi pernapasan.
Penilaian risiko kesehatan dari pestisida sulit karena variasi dalam periode dan tingkat paparan. Di Eropa, izin komersialisasi pestisida memerlukan data dampak kesehatan, yang diperoleh dari berbagai pengujian toksisitas pada hewan.
Pestisida dapat merusak sistem saraf, mengiritasi mata dan kulit, menurunkan fungsi pernapasan, meracuni sistem pencernaan, atau menyebabkan kanker.
Sebelum digunakan secara komersial, pestisida diuji untuk memastikan tidak membahayakan manusia, satwa liar, spesies terancam, atau mencemari air.
Pengujian Iritasi Kulit pada Produk Pestisida
Efek klinis pestisida pada kulit mencakup reaksi sistemik dan topikal. Efek sistemik, seperti biduran, chloracne, dan kulit menjadi sangat sensitif (mudah melepuh atau luka) terhadap sinar matahari, dapat terjadi setelah tidak sengaja kontak dengan kulit, terhirup, dan tertelan. Sedangkan, efek topikal langsung termasuk iritasi akut dan korosi, iritasi sub-akut (mulai bertahap), dan alergi yang timbul lambat.
Reaksi sistemik dan topikal pada kulit dapat merusak lapisan terdalam dari epidermis sebagai penghasil pigmen pada kulit, sehingga menyebabkan peningkatan atau penurunan produksi melanin epidermis yang mampu mengganggu kesehatan manusia.
Cedera dan efek reaksi dapat muncul secara langsung setelah terpapar atau terdapat jeda waktu terlebih dahulu. Secara klinis, reaksi iritan cenderung timbul segera setelah paparan, sedangkan alergi kulit biasanya timbul lambat.Di Amerika Serikat, studi iritasi kulit primer dan studi sensitisasi diperlukan untuk setiap produk pestisida. Beberapa uji yang dapat dilakukan untuk mengetahui efek pestisida terhadap kulit meliputi, uji iritasi kulit (Draize Test, Patch Test), uji sensitisasi (Buehler Test, Guinea Pig Maximization Test, Freund’s Complete Adjuvant Test, Local Lymph Node Assay), dan metode QSAR (the quantitative structure–activity relationship) berupa sistem komputer DEREK yang dikembangkan untuk memprediksi alergen kulit di bawah kolaborasi kelompok ahli toksikologi multinasional.
IML Research : Mitra Layanan Uji Iritasi Terbaik di Bandung untuk Pestisida!
Berbicara tentang mitra atau perusahaan yang memberikan layanan untuk pengujian produk terutama pada pestisida, IML Research masih pilihan terbaik diantara perusahaan lainnya. Mengapa? Karena IML Research sudah teregistrasi pada SK Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan berstandar Uji Mutu ISO 9001:2015. Jadi tidak perlu diragukan lagi kredibilitasnya dalam pengujian pestisida anda.
Segera konsultasikan pengujian yang tepat untuk pestisida anda dengan IML Research! Dapatkan KONSULTASI GRATIS dengan tim peneliti kami, klaim sekarang dengan mengisi formulir supaya CS kami dapat menghubungi anda !
Referensi
Damalas, C.A., & Eleftherohorinos, I.G. (2011). Pesticide Exposure, Safety Issues, and Risk Assessment Indicators. International Journal of Environmental Research and Public Health, 8: 1402-1419. Doi:10.3390/ijerph8051402.
Muntz, H., Miller, R., & Diane, A. (2016). Understanding Pesticide Risks: Toxicity and Formulation. Agriculture (Utah State University): 1-5.O’Malley, M. (2010). The Regulatory Evaluation of the Skin Effects of Pesticides (Chapter 28). USA: Macmillan Publishing Solution. pp. 701-704.