
Kosmetik Mengandung Pengawet? Fakta yang Mungkin Belum Anda Ketahui!

Pasar global kosmetik antaranya produk skincare, makeup dan lainnya semakin meningkat dari tahun ke tahun dengan estimasi laju peningkatan di 6,4% tiap tahunnya. Dengan meningkatnya pasar kosmetik (skincare, makeup dan lainnya), maka diperlukan formulasi yang bisa mengontrol senyawa toksik dan pertumbuhan mikroba dalam sediaan kosmetik.
Cemaran Mikroba dalam Produk Kosmetik
Cemaran mikroba maupun bahan kimia dalam kosmetik memberikan risiko berbahaya pada konsumen dikarenakan adanya zat yang dilarang atau dibatasi oleh undang-undang kosmetik yang berlaku.
Semua produk, termasuk kosmetik yang mengandung air dan senyawa organik/anorganik rentan terhadap kontaminasi mikroba. Keberadaan mikroorganisme seringkali menyebabkan penarikan kembali produk kosmetik sehingga memperpanjang durasi produksi. Jenis mikroorganisme yang sering ditemukan adalah Pseudomonas aeruginosa, klebsiella oxytoca, staphylococcus aureus, Escherichia coli, Serratia marcescens, serta bakteri, ragi, jamur lainnya.
Sebenarnya, kulit manusia memiliki perlindungan terhadap mikroorganisme, namun keberadaan mikroba pencemar dalam produk kosmetik dapat meningkatkan risiko infeksi mikroba pada kulit. Kontaminasi mikroba dapat terjadi selama proses produksi (kontaminasi primer) dan selama penggunaan oleh konsumen (kontaminasi sekunder). Penyebab kontaminasi yang mungkin terjadi selama proses produksi adalah dari bahan mentah yang digunakan dan proses pembuatan dan packaging. Preservasi yang buruk dan tangan konsumen merupakan penyebab kontaminasi sekunder.
Mencegah Cemaran Mikroba dalam Produk Kosmetik
Untuk mencegah masalah cemaran mikroba, terdapat zat yang dapat digunakan dalam formulasi kosmetik, yaitu pengawet antimikroba.
Pengawet? Wah apakah berbahaya?
Pengawet antimikroba merupakan zat yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Tanpa menggunakan pengawet, produk akan menjadi busuk akibat degradasi bahan-bahan kosmetik oleh enzim yang dihasilkan oleh bakteri dan fungi. Tekstur akan menjadi licin, warna berubah, serta menjadi bau tengik. Dampak buruk lainnya jika tidak menggunakan pengawet adalah menurunkan fungsi produk itu sendiri.
Syarat pengawet ini harus efektif dalam spektrum aktivitas yang luas dan memiliki durasi penghambatan yang lebih lama dibandingkan dengan masa simpan produk kosmetik itu sendiri. Aktivitas mikroba juga harus efektif untuk mencegah terjadinya peningkatan resistensi terhadap pengawet. Selain itu, pengawet yang ideal seharusnya dapat melindungi produk dari degradasi mikroba baik saat kemasan tertutup hingga digunakan.
Terdapat strategi-strategi yang digunakan untuk mencegah kontaminasi mikroba tanpa memengaruhi sifat produk tersebut. Untuk pengawetan mikroba, strategi pengawetan dilakukan dimulai dari tahap awal produksi hingga mencapai konsumen. Pada industri kosmetik, strategi pengawetan yang digunakan meliputi strategi primer dan sekunder.
Strategi Pengawetan Primer
Strategi pengawetan primer merupakan strategi yang dilakukan selama proses produksi dan didasarkan pada penerapan Good Manufacturing Practices (GMP).
Strategi Pengawetan Sekunder
Sedangkan pengawetan sekunder dilakukan setelah proses produksi menggunakan metode kimia, fisika, atau fisikokimia.
Metode pembuatan pengawet
Pengawet yang dibuat dengan metode kimia dapat dibuat dengan bahan kimia sintetis dan alami. Pembuatan menggunakan bahan kimia sintetis harus memiliki 3 kriteria, yaitu memiliki efektivitas antimikroba yang baik, tidak beracun, dan kompatibel dengan bahan lain dalam formulasi kosmetik. Kemudian, pembuatan pengawet menggunakan bahan alami adalah berasal dari ekstrak tumbuhan dan minyak esensial. Bahan alami ini sudah digunakan secara luas di industri karena memberi manfaat lain seperti antioksidan, anti-inflamasi, antimikroba, emolien, pewarna, penyembuhan luka, dan anti-penuaan. Namun, penggunaan bahan alami tersebut sebagai antimikroba dalam kosmetik seringkali tidak direkomendasikan karena aktivitasnya akan menurun jika larut dalam suatu larutan, ketergantungan terhadap pH, volatilitas, dan sifat lipofilik (untuk minyak esensial), serta aroma minyak esensial yang kuat tidak diinginkan untuk beberapa jenis produk.
Dari kedua jenis pengawet sintetis atau alami, pengawet sintetis, seperti paraben dan formaldehida dikenal sebagai bahan pengawet yang lebih efektif untuk menghambat pertumbuhan mikroba dibandingkan pengawet alami. Namun, isu keamanan penggunaan paraben dan formaldehida memunculkan kekhawatiran konsumen. Sementara, pengawet alami membutuhkan kombinasi dengan pengawetan lain untuk memiliki sifat antimikroba yang efektif dan aman, seperti pendekatan “Hurdle Technology”, yaitu kombinasi pengawet alami dan sintesis.
Yakin produk kosmetik Anda sudah aman dari cemaran mikroba?
Keberadaan mikroba dalam produk kosmetik bisa menimbulkan risiko serius, baik bagi konsumen maupun bisnis Anda. Kontaminasi mikroba tidak hanya dapat merusak kualitas produk, tetapi juga berpotensi menyebabkan penarikan kembali produk dari pasaran, yang tentu akan merugikan secara finansial maupun reputasi.
Jangan biarkan hal ini terjadi pada produk Anda! Lakukan pengujian cemaran mikroba di IML Research sekarang juga. Dengan teknologi mutakhir dan tim ahli berpengalaman, kami siap membantu memastikan produk skincare, makeup, body care, dan produk kosmetik lainnya aman digunakan, sesuai standar peraturan, dan bebas dari risiko kontaminasi mikroba.
Hubungi kami hari ini untuk informasi lebih lanjut dan pastikan produk kosmetik Anda tetap unggul di pasaran!
Tunggu artikel menarik lainnya hanya di sini, untuk wawasan lebih dalam mengenai dunia kosmetik dan pengawetan produk!
Author: Safira , Editor: Sabilla
Referensi:
Cosmetics.specialchem.com. 2024. The Ultimate Guide to Cosmetic Preservative Selection. Available at: https://cosmetics.specialchem.com/selection-guide/preservatives-for-cosmetic-formulations, accessed on 6th December 2024.
Halla, N., Fernandes, I. P., Heleno, S. A., Costa, P., Boucherit-Otmani, Z., Boucherit, K., Rodrigues, A. E., Ferreira, I. C. F. R., & Barreiro, M. F. (2018). Cosmetics Preservation: A Review on Present Strategies. Molecules, 23(7), 1571. https://doi.org/10.3390/molecules23071571.



