
Kupas Tuntas Skincare Overclaim: Modus Marketing atau Ancaman untuk Konsumen?

Produk perawatan kulit sudah menjadi kebutuhan sehari-hari, baik bagi perempuan maupun laki-laki. Kondisi dan penampilan kulit yang sehat merupakan harapan bagi para pengguna produk kecantikan. Beragam jenis produk tersedia, mulai dari pembersih, pelembap, nutrisi, pelindung, hingga produk untuk pengobatan masalah kulit, seperti jerawat.
Kandungan dalam setiap jenis produk dapat berbeda-beda, bergantung pada kebutuhan dan tujuan penggunaannya. Oleh karena itu, penting bagi produsen untuk menyampaikan informasi mengenai kandungan dan manfaat produk kepada konsumen, agar mereka dapat memilih produk yang sesuai dengan kondisi kulit masing-masing.
- Fungsi dan Pentingnya Bahan Aktif dalam Produk Skincare
- Fenomena Skincare Overclaim dan Dampaknya bagi Konsumen
- Uji Laboratorium sebagai Langkah Verifikasi Klaim Produk
- Menilai Kredibilitas Produk Skincare Melalui Hasil Pengujian Ilmiah
Fungsi dan Pentingnya Bahan Aktif dalam Produk Skincare
Dalam produk perawatan kulit, ditambahkan senyawa aktif yang berfungsi untuk memberikan efek tertentu sesuai dengan klaim produk. Sebagai contoh yaitu niacinamide berfungsi sebagai agen penghambat melanin untuk mencerahkan kulit, kontrol minyak, dan meredakan inflamasi pada kulit. Jumlah atau konsentrasi kandungan aktif idealnya dicantumkan dalam informasi produk. Transparansi antar produsen dan konsumen dapat meningkatkan kepercayaan akan produk.
Konsentrasi bahan aktif berkaitan dengan efektivitas produk, umumnya semakin tinggi konsentrasi maka proses semakin cepat, namun tetap dalam pengawasan dan melalui pengujian klinis untuk memastikan keamanannya. Beberapa kandungan aktif bekerja optimal pada kondisi dan konsentrasi tertentu sebagai contoh asam salisilat efektif pada konsentrasi 0,5%-2%. Informasi ini penting untuk menghindari resiko iritasi dan ketidaksesuaian masalah kulit dengan produk yang digunakan.
Fenomena Skincare Overclaim dan Dampaknya bagi Konsumen
Informasi produk disampaikan oleh tim pemasaran, baik dalam lisan maupun tulisan. Namun ada beberapa hal yang menyebabkan miskonsepsi antara produsen, tim pemasaran, dan konsumen. Ada oknum yang “melebih-lebihkan” keunggulan produk hingga terkesan hiperbola.
Klaim manfaat berlebihan tanpa dukungan ilmiah misalnya “bisa memutihkan kulit dalam 1 malam” atau “sekali pakai dapat menghilangkan jerawat dan bekasnya” jika kenyataannya hal tersebut tidak terjadi maka produk dapat dicap buruk atau yang disebut sebagai skincare overclaim. Tujuannya untuk meningkatkan penjualan dengan menarik perhatian konsumen namun terdapat bahaya yang mengancam jika pernyataan tersebut tidak sesuai dengan hasilnya.
Terdapat beberapa ciri yang bisa mengindikasikan skincare overclaim seperti klaim efek permanen, klaim aman untuk semua orang, klaim bebas efek samping, klaim mengobati penyakit tertentu, atau nama produk yang tidak sesuai dengan manfaatnya. Hal-hal ini dapat merugikan konsumen jika hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan poin yang dijual. Kerugian bisa dalam bentuk materi, kesehatan kulit, hingga kepercayaan terhadap suatu merek.
Uji Laboratorium sebagai Langkah Verifikasi Klaim Produk

Salah satu perhatian bagi para konsumen adalah kadar bahan aktif dalam produk. Untuk memastikan kebenaran klaim tersebut, kadar senyawa kimia dalam produk umumnya dapat diketahui melalui proses uji laboratorium yang dilakukan oleh lembaga atau pihak berwenang. Beberapa waktu lalu, sempat ramai diperbincangkan kasus di media sosial terkait sebuah merek skincare yang mengklaim produknya mengandung bahan aktif dengan kadar tertentu.
Namun, setelah dilakukan pengujian laboratorium secara independen, hasilnya menunjukkan adanya perbedaan kadar bahan aktif, baik lebih rendah maupun lebih tinggi dibandingkan dengan yang tertera pada label kemasan. Ketidaksesuaian dapat memengaruhi efektivitas produk, bahkan berpotensi menimbulkan risiko efek samping apabila melebihi batas yang seharusnya.
Menilai Kredibilitas Produk Skincare Melalui Hasil Pengujian Ilmiah
Uji laboratorium terhadap produk skincare memiliki peranan yang sangat penting dalam menjamin kualitas dan keamanan produk sebelum sampai ke tangan konsumen. Melalui uji laboratorium, produsen maupun pihak berwenang dapat memastikan bahwa kadar senyawa aktif dalam produk sesuai dengan klaim yang tertera pada kemasan. Selain itu, untuk mendeteksi adanya kemungkinan cemaran atau kontaminan berbahaya, seperti logam berat, mikroba, atau zat-zat kimia lain yang tidak seharusnya terdapat dalam produk perawatan kulit.
Proses pengujian ini tidak hanya penting untuk memastikan efektivitas produk dalam memberikan manfaat sesuai fungsinya, tetapi juga menjadi langkah perlindungan untuk meminimalisir risiko efek samping atau dampak negatif yang bisa saja terjadi akibat penggunaan produk yang tidak aman. Dengan demikian, keberadaan uji laboratorium menjadi salah satu indikator penting dalam menilai kredibilitas dan tanggung jawab suatu perusahaan skincare dalam menjaga keselamatan dan kesehatan penggunanya.
Setiap klaim produk harus bisa dibuktikan, bukan sekadar dipercaya. Pastikan kadar bahan aktif sesuai dengan yang tertera di label kemasan produk Anda. Transparansi dan keakuratan hasil uji laboratorium produk kosmetik Anda akan menentukan kepercayaan konsumen pada brand kosmetik yang Anda miliki.
Author: Delfia
Editor: Sabilla Reza
Referensi:
Pakaila, Joedy Rodrick dkk. 2024. Tren Overclaim dalam Iklan Industri Kecantikan : Analisis Etika Terapan pada Produk Skincare di Indonesia. Kabilah : Journal of Social Community. Vol 9 No. 2.



