Hati – hati ! DNA Babi ada Pada Produk Kosmetik Halal, Beginilah Cara Mengetahui Kandungan Kosmetik Anda
Produk farmasi, khususnya kosmetik halal, saat ini semakin diminati oleh 2,4 miliar konsumen Muslim di seluruh dunia. Selain populasi Muslim yang besar yang menunjukkan loyalitas tinggi terhadap produk halal, kosmetik halal memiliki daya tarik pasar yang lebih luas di kalangan konsumen non-Muslim, yang menganggap produk ini memiliki etika konsumen dan standar jaminan kualitas yang lebih ketat.
Bagi konsumen Muslim, mengetahui asal bahan baku dan proses produksi bahan kosmetik sangat penting. Produk kosmetik halal tidak boleh mengandung bahan yang berasal dari babi, bangkai, darah, bagian tubuh manusia, hewan karnivora, hewan predator, reptil, dan serangga. Selain itu, bahan kosmetik yang berasal dari hewan yang halal harus disembelih menurut hukum Islam agar dianggap halal.
Dalam penyiapan, pemrosesan, pembuatan, penyimpanan, dan pengangkutan produk kosmetik halal, pemeliharaan kebersihan dan kondisi murni harus dipastikan setiap saat. Oleh karena itu, produk kosmetik halal, yang mencantumkan logo halal, harus diakui sebagai indikator kebersihan, keamanan, kemurnian, dan kualitas. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah Polymerase Chain Reaction (PCR).
Pentingnya Pengujian Produk Kosmetik Halal
Beberapa negara Islam seperti Indonesia telah menetapkan peraturan ketat bagi produsen dan importir dalam label produk, yaitu sertifikat halal untuk membedakannya dari produk non-halal. Sertifikasi halal diperlukan agar suatu produk dapat memasuki pasar halal. Setiap produk harus melalui proses kualifikasi yang ketat untuk memastikan tidak mengandung unsur haram.
Gelatin merupakan bahan yang sangat populer digunakan pada produk makanan dan farmasi, juga kosmetik. Dalam pembuatan gelatin untuk skala besar, umumnya bahan baku utama yang digunakan adalah kolagen yang terdapat pada sapi dan babi. Selain itu, bahan yang berasal dari babi seperti asam lemak, gliserin dan kolagen biasa digunakan dalam produksi losion badan, krim dan masker.
Di sebagian besar negara, substituen lemak babi dalam formulasi kosmetik umumnya digunakan sebagai agen pengemulsi dan agen peningkat viskositas. Penting untuk mendeteksi kehadiran bahan-bahan tersebut agar konsumen Muslim, yang tidak boleh menggunakan produk yang mengandung babi, dapat menghindarinya.
Pemanfaatan Metode PCR untuk Produk Kosmetik Halal
Banyak metode telah dikembangkan untuk mendeteksi kandungan babi dalam produk kosmetik, termasuk metode berbasis sifat fisikokimia dan metode berbasis DNA. Metode deteksi berbasis DNA untuk mengecek kandungan babi pada suatu produk diketahui spesifik, dapat direproduksi, sensitif, memiliki waktu pemrosesan yang cepat, dan memerlukan biaya rendah.
DNA bersifat unik dan spesifik sehingga dapat digunakan sebagai pembeda untuk setiap spesies dan individu. memungkinkan deteksi kandungan babi yang akurat. Oleh karena itu, metode berbasis DNA berpotensi menjadi metode yang akurat dan andal untuk mendeteksi kandungan babi dalam berbagai produk. Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi DNA babi dalam kosmetik, khususnya untuk tujuan produk kosmetik halal.
PCR MyTaq DNA Polymerase memungkinkan deteksi DNA babi yang akurat dan sensitif dalam produk kosmetik krim kolagen melalui amplifikasi DNA yang efisien dan spesifik pada suhu yang lebih tinggi. Real-Time PCR, metode spesifik dan sensitif untuk mendeteksi bahan babi dalam kosmetik dengan kemampuan pemantauan kuantitatif dan waktu nyata.
PCR-RFLP, dapat mendeteksi produk yang mengandung daging babi, daging sapi, dan ikan dalam satu pengujian tanpa reaksi silang antara target utama (DNA sapi, daging babi, dan ikan). Duplex PCR, alat ini memungkinkan deteksi simultan beberapa rangkaian DNA target dalam satu reaksi, sehingga menghemat waktu dan meningkatkan efisiensi.
TaqMan Qualitative PCR Multiple x Probe, uji yang spesifik, sensitif, dan berpotensi hemat biaya untuk mendeteksi 3 spesies sekaligus (sapi, babi, dan ikan). PCR konvensional, cukup sensitif untuk mendeteksi persentase rendah gelatin sapi dan babi.
PCR with Loop-Mediated Isothermal Amplification (LAMP), metode yang hemat biaya dan mudah diakses untuk deteksi babi karena tidak memerlukan siklus termal seperti PCR, beroperasi pada suhu konstan. PCR with Whole Genome Amplification (WGA), dapat meningkatkan kuantitas DN, sehingga meningkatkan sensitivitas dan akurasi deteksi.
Dapatkan Sertifikasi Halal pada Produk Kosmetik mu bersama IML Research !
Dalam mendapatkan sertifikasi halal membutuhkan banyak dokumen yang perlu dipersiapkan, salah satunya hasil laporan pengujian produk yang membuktikan produk kosmetik Anda tidak memiliki kandungan yang tidak sesuai persyaratan.
Hasil laporan pengujian produk kosmetik Anda bisa menyerahkan kepada perusahaan yang sudah terpercaya dalam menyediakan jasa pengujian produk. Perusahaan terbaik di Bandung yang melayani pengujian produk ialah IML Research.
IML Research memiliki program konsultasi gratis dan Anda akan dibimbing dari awal hingga Anda mendapatkan Sertifikat laporan pengujian produk Anda.
Jika anda ingin mendapatkan konsultasi gratis pada bulan ini, silahkan klik tombol dibawah ini !
Referensi
- Sugibayashi, K., Yusuf, E., Hiroaki, T., Sabrina, D., Pajaree, S., Florencio, J.A., & Gerard, L.S. (2019). Halal Cosmetics: A Review on Ingredients, Production, and Testing Methods. Cosmetics, 6(37): 1-17. Doi:10.3390/cosmetics6030037.
- Syafitri, R.I.P., Karimah, N.F.A., & Soraya, R.M. (2023). Article Review: Testing for Detection of Low Pig (Porcine) DNA in Cosmetic Products and Health Supplements. Indonesian Journal of Pharmaceutics, 5(2): 385-404. https://doi.org/10.24198/idjp.v5i2.47259.