fbpx

Apakah Benar Paraben Berbahaya bagi Kulit? Inilah Penjelasannya!

Paraben adalah salah satu bahan kimia yang umum digunakan sebagai pengawet pada produk kosmetik fungsinya untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur. Paraben bekerja mengganggu proses transportasi membran, menghambat sintesis DNA dan RNA serta enzim seperti ATPase dan fosfotransferase pada beberapa jenis bakteri. Paraben merupakan golongan parahidroksibenzoat atau ester dari asam parahidroksibenzoat yang juga dikenal sebagai asam 4-hidroksibenzoat. 

Dampak Paraben bagi Kulit

Penggunaan paraben dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyakit kulit hingga kanker. Beberapa kulit bereaksi ketika terpapar paraben seperti gatal, ruam, kering, bengkak, nyeri, dan melepuh. Hal tersebut disebabkan oleh bakteri baik dan lapisan minyak alami kulit yang terangkat berlebih menyebabkan kulit kering. Adanya gaya gesek menyebabkan kulit iritasi dan diperparah dengan adanya bakteri menyebabkan peradangan.

Selective Focus Portrait Photo of Woman With a Towel on Head Looking in the Mirror, uji kosmetik, uji produk by pexel

Terdapat mitos bahwa paraben merupakan zat karsinogenik yang dapat memicu sel kanker. Karena struktur paraben yang mirip dengan hormon estrogen, dikatakan bahwa paraben dapat menyebabkan penggandaan sel di payudara dari yang awalnya sel normal menjadi sel kanker. Namun penelitian tersebut dilakukan di tikus, pengaruh paraben terhadap kulit manusia hingga memicu sel kanker masih sangat terbatas. 

Jenis paraben yang umum digunakan di kosmetik adalah metilparaben, propilparaben, butilparaben, dan etilparaben. Metilparaben dan etilparaben dapat digunakan dengan aman hingga konsentrasi maksimum yang diizinkan yaitu 0,4% sedangkan konsentrasi maksimum untuk turunan paraben lainnya masih perlu dilakukan studi lanjut. 

Regulasi Penggunaan Paraben di Indonesia

Di Indonesia, regulasi penggunaan paraben tertulis di Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2015 tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika. Beberapa poin yang membahas paraben di peraturan ini adalah:

  • Pasal 6: Khusus Kosmetika impor yang mengandung bahan kosmetika berupa isopropylparaben, isobutylparaben, dan/atau benzylparaben dapat dinotifikasi di Indonesia kecuali jika bahan tersebut dilarang digunakan di negara asal.
  • Kadar maksimumnya bervariasi dari 0,14-0,4 persen untuk ester tunggal, tapi jika dijadikan untuk campuran kadar maksimumnya adalah 0,8 persen untuk ester campuran. 
  • Tidak boleh digunakan pada kosmetika non bilas yang diaplikasikan di area yang tertutup oleh popok bagi anak-anak di bawah usia tiga tahun.

Diperkirakan lebih dari 90 persen dari semua produk kosmetik mengandung satu atau lebih paraben. Faktanya, paraben merupakan zat pengawet yang paling banyak digunakan di dunia karena keefektifannya mencegah pertumbuhan mikroba, rendahnya risiko iritasi yang mungkin timbul dan stabilitasnya. Namun beberapa peneliti masih memperdebatkan hal tersebut dikarenakan penggunaan paraben berlebih dapat menyebabkan kanker. Paraben berpotensi meniru hormon endogen, kemungkinan interaksi dengan jalur transduksi sinyal lainnya, seperti jalur sinyal Human epidermal growth factor receptor 2 (HER2), yang penting dalam perkembangan kanker payudara dan modifikasi enzim kunci yang terlibat dalam metabolisme estrogen lokal. Pada dasarnya bahan kimia dapat menyebabkan reaksi dikulit bergantung pada kondisi masing-masing orang dan konsentrasi dalam sampel tersebut. Penggunaan berlebihan dapat menimbulkan reaksi alergi dan bahkan komplikasi oleh karena itu regulator khususnya badan pengawas perlu menjelaskan dan menetapkan aturan kadar maksimum yang diperbolehkan dalam suatu produk. 

Alternatif lain penggunakan bahan pengawet pada kosmetik dapat dilakukan dengan penambahan asam benzoat, benzalkonium klorida, fenoksietanol, etilheksilgliserin, klorofenesin, sodium benzoat, potassium sorbat, dan lain sebagainya. Namun tetap perlu diketahui kadar maksimum yang diperbolehkan dan aman digunakan di kulit sesuai ketentuan yang berlaku. 

 

Jika Anda memproduksi sebuah kosmetik mulai dari produk skincare, makeup, haircare, bodycare dan lainnya. Jika ingin meningkatkan kepercayaan konsumen terkait klaim produk Anda, Anda harus menunjukan data ilmiah yang mendukung klaim dan keamanan produk Anda. Data ilmiah didapat ketika Anda melakukan pengujian produk Anda di laboratorium independen. IML Testing and Research adalah lembaga uji kosmetik terbaik di Indonesia. Ketika Anda melakukan pengujian di IML Testing and Research, Anda akan mendapatkan hasil sertifikasi uji produk yang lengkap, tepat dan dapat diandalkan. Segera lakukan konsultasi secara GRATIS terkait pengujian produk Anda langsung dengan tim ahli kami! 

REFERENSI:

Marlinda, Ida. 2019. Paraben dalam Produk Perawatan Kulit. 

Hager, Emily, et. Al. 2022. Minireview : Parabens Exposure and Breast Cancer. PubMed Central 19 (3) : 1873.

Tade, Rahul. S, et. Al. 2018. Safety and Toxicity Assessment of Parabens in Pharmaceutical and Food Products. Inventi Journal.

Share your love