
Mengapa Banyak Produsen Mulai Melirik Pestisida Biomimetik dan Sintetik?

Dalam dunia pertanian modern, penggunaan pestisida merupakan langkah penting untuk menjaga hasil panen dari serangan hama. Dua pendekatan utama yang berkembang saat ini adalah pendekatan biomimetik dan sintetis. Pendekatan biomimetik meniru mekanisme alami dalam mengendalikan hama, sedangkan pendekatan sintetis mengandalkan senyawa buatan yang dirancang untuk daya tahan dan efektivitas tinggi. Perbandingan keduanya perlu dipahami secara mendalam karena menyangkut efektivitas, dampak lingkungan, dan keberlanjutan jangka panjang.
- Siapa Lebih Tangguh? Efektivitas Pengendalian Hama Antara Biomimetik dan Sintetis
- Dampak Lingkungan dari Pendekatan Biomimetik dan Sintetik
- Murah Sekarang atau Hemat Nanti? Menimbang Efektivitas Biaya dan Aksesibilitas
- Dampak Jangka Panjang terhadap Tanah dan Ekosistem
Siapa Lebih Tangguh? Efektivitas Pengendalian Hama Antara Biomimetik dan Sintetis
Pestisida biomimetik bekerja dengan cara meniru senyawa alami yang mengganggu jalur biologis tertentu pada hama. Contohnya, azadirachtin memengaruhi sistem hormonal serangga, sedangkan pyrethrin mengganggu saluran ion natrium, menyebabkan kelumpuhan dan kematian. Mekanisme spesifik ini membuat biomimetik cenderung lebih selektif terhadap targetnya, sehingga mengurangi risiko bagi organisme non-target.
Namun, kelemahan dari biomimetik adalah sifatnya yang mudah terurai di lingkungan, baik oleh sinar matahari maupun aktivitas mikroba. Hal ini menyebabkan masa aktifnya di lapangan menjadi pendek, sehingga perlu aplikasi berulang atau formulasi khusus yang lebih tahan lama. Tantangan ini bisa mengurangi kepraktisan penggunaannya dalam skala luas tanpa dukungan teknologi tambahan.
Sebaliknya, pestisida sintetis dirancang untuk lebih tahan lama dan memiliki spektrum kerja yang lebih luas. Sebagai contoh, piretroid sintetis lebih stabil dan memiliki efek residu yang panjang dibandingkan pyrethrin alami. Meski memberikan perlindungan yang konsisten, penggunaan terus-menerus meningkatkan risiko resistensi hama, yang menjadi perhatian besar dalam praktik pertanian saat ini.
Dampak Lingkungan dari Pendekatan Biomimetik dan Sintetik
Pestisida biomimetik memiliki keunggulan jelas dalam hal kompatibilitas lingkungan karena berasal dari senyawa alami dan mudah terurai. Produk seperti neem cepat terdegradasi menjadi residu yang tidak beracun, sehingga mengurangi kontaminasi pada tanah dan air.
Sebaliknya, pestisida sintetis cenderung bertahan lama di lingkungan dan dapat menimbulkan masalah kontaminasi jangka panjang. Beberapa senyawa sintetis dikategorikan sebagai Persistent organic pollutants (POPs) yang dapat mengganggu ekosistem dan meracuni organisme non-target. Contohnya, limpasan pestisida sintetis telah dikaitkan dengan penurunan keanekaragaman hayati perairan dan pencemaran air tanah.
Baca juga:
Kemajuan Pestisida Sintetik dalam Pengembangan Pestisida Alami
Murah Sekarang atau Hemat Nanti? Menimbang Efektivitas Biaya dan Aksesibilitas
Dari segi ekonomi, pestisida sintetis umumnya lebih murah dan mudah diakses karena produksi massal yang efisien. Ketahanannya di lapangan juga mengurangi frekuensi aplikasi, sehingga menurunkan biaya operasional bagi petani. Hal ini menjadikannya pilihan utama di banyak wilayah pertanian, terutama yang memiliki sumber daya terbatas.
Namun, biaya jangka panjang yang ditimbulkan dari penggunaan sintetis sering kali lebih besar. Pengeluaran untuk mengatasi resistensi hama, kerusakan lingkungan, dan dampak kesehatan manusia dapat melebihi penghematan awal. Oleh karena itu, efektivitas biaya sintetis harus dilihat secara holistik, tidak hanya dari harga pembelian.
Di sisi lain, biomimetik memiliki biaya produksi yang lebih tinggi karena proses ekstraksi dan sintesis senyawa alami yang kompleks. Misalnya, pembuatan azadirachtin dari neem atau analog pyrethrin membutuhkan teknologi canggih. Meski demikian, pendekatan ini sejalan dengan pertanian berkelanjutan dan dapat menjadi solusi ekonomis jangka panjang jika didukung oleh subsidi atau teknologi produksi ramah lingkungan.
Dampak Jangka Panjang terhadap Tanah dan Ekosistem
Penggunaan biomimetik menunjukkan dampak minimal terhadap kesehatan tanah dan keseimbangan ekosistem. Karena mudah terurai, residunya tidak mengganggu mikroorganisme tanah yang penting bagi kesuburan. Contohnya, formulasi berbasis neem justru mendorong aktivitas mikroba menguntungkan dan menekan patogen tanah.
Selain itu, penggunaan pyrethrin alami tidak merusak populasi cacing tanah dan fauna tanah lainnya yang berperan dalam daur ulang nutrisi. Ekosistem tanah yang sehat sangat penting untuk pertanian berkelanjutan karena mendukung produktivitas jangka panjang. Ini menunjukkan bahwa biomimetik lebih selaras dengan upaya pelestarian fungsi ekosistem.
Sebaliknya, pestisida sintetis dapat mengakumulasi residu toksik dalam tanah dan memengaruhi mikroba penting. Penggunaan jangka panjangnya sering dikaitkan dengan penurunan kesuburan tanah, keasaman meningkat, dan berkurangnya keanekaragaman hayati bawah tanah. Oleh karena itu, transisi ke biomimetik sangat disarankan untuk menjaga fungsi ekosistem dalam jangka panjang.
Setiap inovasi pestisida, baik berbasis alami maupun sintetik, pada akhirnya harus lolos pengujian laboratorium untuk memastikan efektivitas dan keamanannya. Di sinilah peran uji lab menjadi sangat penting, karena melalui pengujian yang komprehensif produsen dapat memastikan bahwa formulasi yang mereka rilis benar benar bekerja, aman digunakan, dan sesuai standar izin edar.
Jika anda ingin memastikan pestisida yang anda kembangkan memenuhi standar kualitas dan keamanan yang dibutuhkan industri, IML Research siap membantu dengan layanan uji laboratorium yang komprehensif, akurat, dan dapat diandalkan. Konsultasikan kebutuhan uji pestisida anda bersama IML Research.
Author: Dherika
Editor: Sabilla Reza
Referensi:
D. T. Agbor, T. T. Oben, L. T. Afoh, et al. (2022). Comparative Study of Botanicals and Synthetic Insecticide on the Control of Insect Pests and Diseases of Cowpea. International Journal of Agriculture and Environmental Research, 8, 368–387.
Harun-Ur-Rashid, M., Imran, A.B. (2025). Biomimetic and Synthetic Advances in natural Pesticides: Balancing Efficiency and Environmental Safety. Journal of Chemistry, 2025, 1-23. https://doi.org/10.1155/joch/1510186.
V. Stejskal, T. Vendl, R. Aulicky, & C. Athanassiou. (2021). Synthetic and Natural Insecticides: Gas, Liquid, Gel and Solid Formulations for Stored-Product and Food-Industry Pest Control. Insects, 12(7), 590. https://doi.org/ 10.3390/insects12070590.



